Pendiri Huawei Tak Ingin Tiongkok Lancarkan Serangan Balik pada Apple

Senin, 27 Mei 2019 | 15:57
hindustantimes.com

Pendiri dan Direktur Eksekutif Huawei Technology, Ren Zhengfei

Pendiri dan Chief Executive Huawei Technologies, Ren Zhengfei memberi pernyataan tidak terduga terkait perang Amerika dengan Tiongkok.

Ia menyatakan agar Tiongkok tidak memberikan perlawanan balik pada Apple.

Pernyataan ini tentu membingungkan mengingat saat ini Huawei sedang terpojok dalam bisnis teknologi.

Baca Juga: Amerika Serikat Berencana Tarik Larangan Penjualan Huawei Sementara

Ren sebelumnya telah dihubungi untuk melakukan perlawanan terhadap Apple, namun, ia mengatakan menolak untuk melakukan hal tersebut.

That (Chinese retaliation against Apple) will not happen first of all and second of all, if that happens, I’ll be the first to protest.

Pernyataan mengejutkan ini disampaikan dalam wawancara dengan Bloomberg.

Lebih lanjut lagi Ren menjelaskan, bahwa ia menganggap Apple sebagai guru dan Huawei sebagai murid.

Apple is my teacher, it’s in the lead. As a student, why go against my teacher? Never

Ren nampaknya ingin memisahkan antara kepentingan bisnis dan politik yang tengah terjadi antara Amerika Serikat dan Tiongkok.

Padahal, analis saham Goldman Sachs telah memberitahu Apple bahwa keuntungan mereka akan turun sejauh 29% jika Tiongkok menetapkan larangan import Apple.

Ren mengakui bahwa larangan penggunaan Huawei oleh pemerintahan Donald Trump akan berjalan di dua tahun terakhir ini.

Namun ia menegaskan bahwa pengaruh sebenarnya bergantung pada respon dan tindakan Huawei untuk melakukan perbaikan saat ini.

Baca Juga: Penjualan Apple Menurun 30%, Belum Sanggup Kalahkan Samsung dan Huawei

Menariknya, bila Huawei mampu lepas dari segala pencabutan lisensi dan pelarangan produk di Amerika, maka Huawei mampu membuat ekosistem sendiri.

Sebab, saat ini Huawei sedang mencari solusi atas pencabutan lisensi Android, prosesor, hingga beberapa fitur.

Mereka diberi kesempatan hingga Agustus 2019 oleh Departemen Perdagangan Amerika Serikat untuk mencari solusi di masa transisi ini.

Editor : Bagus Hernawan

Baca Lainnya