Apple Tunda Pembatasan Analitik Pihak Ketiga di Aplikasi Anak

Rabu, 21 Agustus 2019 | 12:10

Apple Tunda Pembatasan Analitik Pihak Ketiga di Aplikasi Anak

Apple sebelumnya berencana untuk membatasi akses data analitik dari layanan pihak ketiga pada aplikasi kategori anak di App Store.

Hal ini dilakukan sebagai upaya membatasi privasi dan mencegah konten iklan dewasa tampil di aplikasi anak.

Namun dalam catatan terbaru dari The Washington Post, kabarnya Apple akan menunda rencana tersebut.

Following an inquiry from The Washington Post, Apple said Friday that it now plans to delay the rule changes. “We aren’t backing off on this important issue, but we are working to help developers get there,” Apple spokesman Fred Sainz wrote in an emailed statement.

Sebelumnya Phil Schiller selaku SVP of Worldwide Marketing di Apple menjelaskan bahwa Apple mengambil sikap ini karena permintaan para orang tua.

Disebutkan bahwa para orang tua khawatir jika anak mereka mendapatkan tampilan iklan yang tidak sesuai usianya saat sedang bermain games di iPhone.

Phil Schiller, Apple’s senior vice president of worldwide marketing, said parents were complaining to Apple about inappropriate advertising shown to their kids while using iPhone apps. “Parents are really upset when that happens because they trust us,”

Baca Juga: Apple Berencana Batasi Aplikasi Tracking Pihak Ketiga untuk Anak-Anak

Rencana Apple untuk membatasi layanan analitik pihak ketiga di aplikasi anak, memang sempat membuat sejumlah pengembang aplikasi kebingungan.

Karena sebagian besar pengembang dengan tipe aplikasi gratis, mengandalkan iklan yang tampil sebagai sumber pendapatan.

Iklan tersebut dipilih dan tampil berkat penggunaan layanan analitik pihak ketiga. Nantinya jika penggunana layanan analitik ini dilarang oleh Apple, mereka harus mengubah strategi untuk memperoleh pendapatan.

Sayangnya Apple tidak menjelaskan berapa banyak persentase aplikasi anak yang ada di App Store. Atau seberapa besar pengembang dengan analitik pihak ketiga yang akan mendapatkan dampak buruk jika layanan ini diberlakukan.

Tag

Editor : Bagus Hernawan