Layanan baca berita berlangganan Apple News+ rupanya masih sulit menyedot perhatian publik.
Sejak resmi diluncurkan pada bulan Maret lalu, sampai saat ini Apple mengaku masih kesulitan menggaet pelanggan baru.
DIlansir dari CNBC, Apple News+ kini sedang berusaha meraih kembali kesuksesan mereka ketika baru dirilis.
Sebagai catatan, pada bulan Maret lalu Apple News+ berhasil meraih 200.000 pelanggan di 48 jam pertama sejak perilisannya.
Sayangnya sejak saat itu jumlah pelanggan mereka masih belum bertumbuh secara signifikan.
Baca Juga: CNN Siapkan Layanan Agregator Berita untuk Saingi Apple News+
Sepinya peminat ini juga merugikan sejumlah penerbit yang menyediakan layanan mereka di Apple News+.
Bahkan sejumlah penerbit mengaku mendapatkan keuntungan di bawah ekspektasi awal.
Salah satu mengungkap mereka hanya mendapat $20,000 sampai $30,000, jumlah itu ada di bawah ekspektasi awal.
Untuk layanan ini Apple menjanjikan akses ke lebih dari 300 media berupa surat kabar maupun majalah ternama di dunia.
Dengan biaya berlangganan sebesar $9.99 (Rp 140 ribuan) per bulan para pelanggan bisa mengakses media-media eksklusif tersebut.
Baca Juga: Rilis Tahun 2015, Apple News Masih Terbatas untuk 4 Negara Saja
Popularitas Apple News+ dinilai terkubur oleh layanan lain milik Apple seperti Apple Card maupun Apple TV+ yang juga diperkenalkan di periode yang sama.
Belakangan promosi Apple News+ juga tidak banyak terlihat.
Di sisi lain sempat muncul kabar kalau Apple akan menggabungkan biaya berlangganan Apple News+ dengan layanan lain.
Bloomberg malaporkan adanya paket berlangganan Apple News+ dengan Apple Music dengan biaya $9.99 per bulan.
Selain itu akan tersedia paket lain berisi Apple News+ dan Apple TV+ dengan biaya $4.99 (Rp 70 ribuan) per bulannya.
Langkah ini bisa dibilang cukup menarik apabila akan benar-benar diterapkan oleh Apple. (*)
Baca Juga: Mozilla Tampilkan Teaser Pesaing Apple News+, Siap Meluncur 2019