Awal Januari 2020 kemarin terjadi perdebatan cukup sengit antara Apple, FBI, hingga Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Penyebabnya, Apple enggan untuk membantu membuka iPhone pelaku penembakan Pensacola.
Apple hanya memberikan data iPhone yang terdapat pada iCloud.
Baca Juga: Dengan GeForce Now, Pengguna Mac Dapat Bermain Game PC Papan Atas
Apple bersikukuh tidak ingin menjebol sistem iOS karena dapat menyebabkan celah keamanan.
Hingga hari ini, 6 Februari 2020, FBI belum dapat menembus sistem keamanan iPhone pelaku.
Akibatnya, FBI belum memperoleh data apapun dari iPhone pelaku.
Padahal, FBI telah memiliki metode untuk menembus sistem keamanan iOS.
Metode tersebut menggunakan bantuan perusahaan pihak ketiga seperti Cellebrite atau GrayKey.
Bahkan, dalam beberapa kali kasus FBI sukses membuka iPhone 7 dan iPhone 5, tetapi tidak untuk iPhone pelaku penembakan Pensacola.
Baca Juga: Genius dan Apple Music Kerja Sama Garap Episode Baru 'Verified'
Direktur FBI, Christopher Wray, menyebut bahwa FBI masih tengah berusaha untuk mendapatkan bantuan Apple menembus iPhone tersebut.
Usaha FBI sejak Januari 2020 kemarin berbuntut cukup panjang.
Pasalnya, Apple mendapat tekanan dari berbagai pihak, termasuk kejaksaan tinggi AS hingga Presiden AS, Donald Trump.
Apple menyebut alasan enggan menembus sistem iOS karena dapat mengancam keamanan nasional Amerika Serikat.
Situasi yang sama pernah terjadi pada Apple pada 2016 silam.
Sejak saat itu, Apple selalu menolak untuk membantu menembus sistem iOS.