Apple Tutup 18 Fasilitas Pengolahan Tambang Karena Melanggar Aturan

Sabtu, 08 Februari 2020 | 11:10
Shutterstock/Abros'kin Sergey

Laporan terbaru dari Apple menunjukkan bahwa mereka menutup sebanyak 18 pusat peleburan dan pemurnian sumber daya mineral sepanjang tahun 2019.

Penutupan smelter ini terkait dugaan pelanggaran kode etik penambangan.

Kebanyakan dari smelter ini mengolah timah, tantalum, tungsten, dan bahkan emas.

Semuanya dimanfaatkan untuk menyempurnakan produksi iPhone, iPad, Mac, iPod Touch, Apple TV, Apple Watch, AirPods, HomePod, Apple Card, produk dari Beats dan lain-lain.

Menariknya, mineral seperti timah, tantalum, tungsten, dan emas (3TG) merupakan mineral yang disebut sebagai mineral konflik.

Proses penambangan dan pengolahan mineral ini dianggap berperan membiayai konflik yang terjadi di beberapa daerah, misalnya adalah Republik Demokratik Kongo.

Menurut pengakuan Apple, tidak ada satu pun dari 267 smelter untuk mineral 3TG yang memiliki keterikatan dengan kelompok-kelompok bersenjata.

Baca Juga: Apple Masuk Daftar Perusahaan yang Diduga Eksploitasi Pekerja Anak

Dari total 267 smelter tadi, diketahui ada 24 di antaranya yag berlokasi di Republik Demokratik Kongo maupun negara-negara di sekitarnya.

Dilansir dari AppleInsider, pada awal tahun 2019 Apple setidaknya memiliki 323 cabang pabrik peleburan dan pemurnian.

Sebanyak 18 cabang kemudian ditutup keran gagal memenuhi standar yang telah ditentukan termasuk keikutsertaan dalam audit pihak ketiga.

Bahkan 2 diantaranya diketahui sudah bangkrut.

Ini bukanlah kali pertama Apple memiliki masalah terkait penambangan.

Pada bulan Desember 2019 misalnya, Apple digugat oleh pemerintah Republik Demokratik Kongo karena diduga memperkerjakan anak di bawah umur.

Anak-anak ini diketahui melakukan aktivitas penambangan untuk salah satu mitra Apple yang memasok material kobalt.

Selain Apple, ada perusahaan lain seperti Dell, Google, Microsoft, dan Tesla yang juga diduga melakukan hal yang sama. (*)

Baca Juga: Apple Mendukung Sistem Penambangan Emas yang Ramah Lingkungan

Editor : Bagus Hernawan

Baca Lainnya