Sejak perilisan AirPods akhir tahun lalu, Apple langsung meningkatkan jumlah produksi akibat banyaknya permintaan.
Sayangnya proses produksi dalam jumlah besar ini mesti terhalang wabah Corona.
Dilansir dari Nikkei, pemasok utama AirPods yakni Luxshare-ICT, Goertek, dan Inventec sudah menutup produksi sejak tahun baru Imlek kemarin.
Proses produksi kabarnya akan dimulai lagi pada Senin (10/2) besok sesuai dengan arahan pemerintah Tiongkok.
Tapi, produksi AirPods dan AirPods Pro diprediksi tidak bisa menyentuh angka maksimal karena masih banyak pabrik penyuplai komponen yang tutup.
Seperti kita tahu, saat ini banyak pabrik dan kantor di Tiongkok yang terpaksa meliburkan aktivitasnya akibat wabah Corona.
Para pemasok ini diprediksi butuh waktu setidaknya dua minggu untuk bisa mengambalikan proses produksinya ke kondisi normal.
Padahal sampai saat ini belum ada kepastian sampai kapan pihak penyuplai kompenen akan memulai lagi aktivitasnya.
Baca Juga: AirPods Terjual Sebanyak 60 Juta Pada 2019, Kuasai Lebih 50% Pasar
Melihat fakta ini, kalau pun pemasok memaksakan diri melakukan produksi pada Senin besok, produksinya hanya 50% dari normal.
Pembatasan perjalanan ke sejumlah daerah di Tiongkok juga akan menyebabkan banyak pabrik kekurangan tenaga kerja.
Jadi, meskipun pabrik dibukan kembali, sejumlah karyawan mereka juga belum bisa bekerja karena pembatasan tersebut.
Lagi-lagi akibatnya adalah produksi yang jauh dari kata maksimal.
Sebelumnya mitra Apple lain yaitu Foxconn juga mengatakan kalau pekerja mereka yang kembali dari wilayah Henan akan dikarantina lebih dulu selama dua minggu.
Sementara pekerja lainnya yang tidak bepergian juga harus menjalani isolasi selama satu minggu.
Wabah ini jelas bisa menurunkan pendapatan Apple di sektor wearable.
Padahal tahun ini Apple menargetkan produksi AirPods hingga 45 juta unit.
Tapi dengan adanya wabah Corona seperti ini, Apple mungkin harus mengevaluasi lagi target tahunan mereka. (*)
Baca Juga: AirPods Laris Manis, Jumlah Permintaan 2 Kali Lipat Dari Perkiraan