Meski membawa dampak negatif, ternyata wabah Virus Corona juga membawa efek samping lain.
Permintaan iPad di Tiongkok meningkat pesat sejak epidemi Virus Corona diumumkan.
Sayangnya, tingginya permintaan tidak sebanding dengan proses produksinya.
Baca Juga: (Foto) Bocoran Case iPad Pro 2020, Kamera Belakang Mirip iPhone 11
Permintaan iPad di Tiongkok meningkat karena dampak tidak langsung dari epidemi Virus Corona.
Epidemi Virus Corona memaksa warga Tiongkok untuk tidak berpergian.
Selain itu, Pemerintah Tiongkok juga tidak menyarankan warganya untuk berinteraksi langsung karena dapat menularkan virus.
Alhasil, banyak perusahaan yang meminta karyawannya bekerja dari rumah atau remote.
Hal yang sama juga terjadi di sektor Pendidikan.
Banyak sekolah terpaksa meliburkan kegiatan belajar mengajar tatap muka dan menggantinya secara online.
Alhasil, iPad menjadi tablet pilihan untuk melakukan kedua aktivitas tersebut, seperti mengutip dari 9to5mac.
Sejak 3 tahun terakhir, Apple telah menyematkan kemampuan keyboard eksternal dan Apple Pencil pada iPad, tidak hanya iPad Pro.
Baca Juga: iCloud Folder Sharing Muncul di iOS dan iPadOS 13.4 Beta Publik
Peningkatan kemampuan tersebut membuat iPad dapat digunakan sebagai pengganti laptop.
Apalagi dengan kehadiran iPadOS, iPad dapat melakukan banyak pekerjaan komputer pada umumnya.
Sayangnya, tingginya permintaan tidak sebanding dengan proses produksi iPad.
Sebab Foxconn yang bertanggung jawab pada produksi iPad masih belum mampu beroperasi 100 persen.
Produksi iPad terletak di Chengdu, baru beroperasi kembali pada 10 Februari 2020 kemarin.
Bahkan, dalam pantauan DigiTimes, pabrik tersebut baru beroperasi 30 persen dari target awal.
Namun, karena tingginya permintaan pasar, harga tablet di platform e-commerce melonjak.
Bahkan, harga iPad di e-commerce Tiongkok lebih mahal hingga Rp 400 ribu dibandingkan dengan harga resmi di gerai Apple.