Apple dilaporkan sengaja memperlembat kinerja iPhone seri lama untuk menutupi penurunan masa pakai baterai.
Perusahaan pimpinan Tim Cook itu pun membayar denda Rp1,6 triliun ke 34 negara bagian Amerika Serikat atas tuduhan tersebut.
Praktik curang Apple, terungkap berkat investigasi yang dilakukan para jaksa di negara-negara tersebut.
Baca Juga: Kapan Kamu Harus Mengganti Baterai iPhone? Ini 6 Tanda-Tandanya
Menurut hasil investigasi, Apple tidak transparan dalam masalah baterai yang menyebabkan perangkat mati.
Mereka malah mendorong pengguna untuk melakukan update software yang berdampak pada melambatnya kinerja iPhone.
Banyak pihak menduga, hal tersebut merupakan salah satu cara Apple agar pengguna terus membeli iPhone baru.
Baca Juga: Baterai iPhone 12 5G 2 Jam Lebih Cepat Habis Dibanding iPhone 12 4G
Dikutip dari CNN, Jaksa Agung negara bagian Arizona, Mark Brnovich mengatakan perusahaan teknologi besar harusnya berhenti memanipulasi konsumen.
Menurutnya, perusahaan wajib memberi tahu tentang seluruh kebenaran dan praktik dari produk yang ditawarkan.
"Big Tech companies must stop manipulating consumers and tell them the whole truth about their practices and products,"Kecurangan Apple ini dilakukan pada rentan waktu 2016-2017 lalu.
Perusahaan pun menyampaikan permohonan maaf kepada para pengguna yang merasa kecewa.
Namun, Apple menampik kalau mereka melakukan hal tersebut dengan sengaja.
Baca Juga: Cara Melihat Cycle Count Baterai iPhone Tanpa Aplikasi Tambahan
Apple bersikukuh tidak akan pernah melakukan kecurangan demi mendulang keuntungan dari pelanggan.
"First and foremost, we have never — and would never — do anything to intentionally shorten the life of any Apple product, or degrade the user experience to drive customer upgrades,"Baca Juga: Apple Berjanji Beritahu Pengguna Bila Update iOS Pengaruhi Baterai
Meski begitu, Apple tetap membayar denda dan memberi panduan kesehatan baterai di situs resmi dan catatan instalasinya. (*)