Huawei dikabarkan segera melakukan negosiasi dengan Apple dan Samsung terkait hak paten teknologi 5G.
Melansir dari Bloomberg.com, Huawei Technologies akan mulai menegosiasikan biaya yang 'wajar' kepada Apple dan Samsung untuk akses hak paten teknologi 5G.
Melalui penagihan royalti hak paten 5G, Huawei berpotensi mendapatkan pemasukan besar untuk meningkatkan eksistensinya sebagai salah satu perusahaan teknologi global.
Baca Juga: Desain Tablet Terbaru dari Huawei Terlihat Serupa dengan iPad Pro
Song Liuping sebagai Chief Legal Officier akan menegosiasikan tarif dan potensi lisensi silang dengan iPhone dan Samsung.
Pihak Huawei juga mengungkapkan bahwa mereka akan mengenakan tarif yang lebih rendah daripada Qualcomm, Ericsson AB, dan Nokia Oyj yang juga memeiliki hak paten teknologi 5G.
Huawei memproyeksikan akanmematok royalti per smartphone 2,5 US Dollar atau sekitar Rp.35.000.
Sebagai perbandingan, Qualcomm mematok tarif royalti yang jauh lebih tinggi yakni sebesar 7,5 US Dollar atau sekitar Rp108.000 per smartphone.
Baca Juga: Apple Dikabarkan Mulai Siapkan Rencana untuk Konektivitas 6G
Melansir dari Macrumours.com, saat ini Apple masih bergantung pada Qualcomm sebagai pemasok eksternal teknologi 5G.
Beberapa media memperkirakan Apple akan tetap menjadi pelanggan teknologi 5G Qualcomm hingga tahun 2022 mendatang.
Di sisi lain, Apple juga dikabarkan sedang mengembangkan modem 5G versinya sendiri.
Modem 5G Apple ini kemungkinan akan disematkan pada model iPhone tahun 2023 mendatang.
Selain itu, beberapa rumor menyebutkan bahwa Apple sedang berusaha untuk menjauh dari ketergantungan teknologi perusahaan lain dengan mengembangkan teknologi 6G.
Konektivitias 6G diprediksi akan memiliki kemampuan 100 kali lebih cepat dari 5G.
Teknologi yang digunakan dalam konektivitasnya pun tentu bakal lebih canggih.
Baca Juga: Ming Chi Kuo: iPhone SE 2022 Mendukung 5G, iPhone SE Plus Batal Rilis
Masih belum ada kabar pasti tentang keputusan Apple akan beralih ke teknologi 5G Huawei atau tidak.
Namun satu yang jelas, bahwa Apple ingin merdeka dari ketergantungan teknologi konektivitas dari perusahaan lain. (*)