Fitur pendeteksi konten sensitif yang bakal dirilis Apple kembali menuai kontroversi.
Melansir dari Reuters (via 9to5mac), sejumlah karyawan Apple mengungkapkan kecemasan tentang fitur pendeteksi konten sensitif yang rencananya akan dirilis di iCloud dan iMessages untuk pengguna AS.
Beberapa karyawan Apple khawatir fitur pendeteksi konten sensitif akan disalahgunakan oleh pemerintah otoriter untuk menyensor masyarakat.
Baca Juga: Apple Klarifikasi Fitur Pendeteksi Konten Sensitif, Jangan Salah Paham
Secara lebih detail, karyawan Apple mengungkapkan bahwa mereka khawatir pemerintah otoriter bakal mengeksploitasi fitur pendeteksi konten sensitif untuk melakukan penangkapan dan tindakan represif.
Meski begitu, tak sedikit karyawan Apple yang mendukung peluncuran fitur pendeteksi konten sensitif.
Mereka yang mendukung fitur pendeteksi konten sensitif percaya bahwa fitur tersebut bisa digunakan untuk menindak kriminalitas di internet.
Berdasar laporan Reuters, karyawan Apple mendiskusikan tentang pro dan kontra fitur pendeteksi konten sensitif di platform Slack.
Bagi kalian yang kurang familiar, Slack merupakan software yang digunakan oleh karyawan Apple untuk berkolaborasi dalam melakukan pekerjaan selama masa pandemi.
Aplikasi Slack secara sekilas mirip dengan Microsoft Teams yang digunakan beberapa perusahaan untuk berbagi file, dokumen, dan pesan untuk mempermudah kolaborasi pekerjaan selama WFH.
Selain mendapat kritik dari karyawannya, fitur pendeteksi konten sensitif juga mendapat kritik dan kecaman dari pengamat privasi dan organisasi hak digital di AS.
Pengamat privasi, Edward Snowden dan organisasi non-profit Electronic Frontier Foundation (EFF) secara terang-terangan menentang fitur pendeteksi konten sensitif yang bakal dirilis Apple.
Snowden dan EFF bahkan telah mengeluarkan kecaman ekstensif atas langkah Apple dalam memindai perpustakaan foto, video dan pesan iCloud pengguna.
Baca Juga: Pengamat Privasi Menentang Fitur Pendeteksi Konten Sensitif Apple
Snowden menyoroti kekhawatiran bahwa Apple akan meluncurkan sebuah fitur pengawasan massal ke seluruh dunia.
Dengan berjalannya fitur tersebut, Apple secara otomatis bisa mengumpulkan data pribadi pengguna di iCloud.
Selain itu, Snowden juga khawatir bahwa Apple bakal memindai konten pengguna secara sewenang-wenang di masa mendatang.
Snowden juga kecewa dengan langkah Apple untuk meluncurkan fitur pendeteksi konten sensitif yang pastinya bakal menurunkan kredibilitas Apple sebagai perusahaan teknologi penjunjung keamanan privasi pengguna.
Menanggapi kritik dari berbagai kalangan,Apple memutuskan untuk menerbitkandokumenFAQ berjudul 'Expanded Protections for Children' di website resminya.
Peluncuran FAQ tersebut bertujuan untuk mengklarifikasi dan menjawab beberapa kritik keras yang disampaikan olehEdward Snowden dan EFF terkait fitur pendeteksi konten sensitif di iCloud dan iMessages.
Apple juga ingin meluruskan beberapa hal yang salah diartikan oleh pengamat keamanan dan privasi pengguna.
Baca Juga: Instagram Rilis Fitur Baru, Bisa Cegah Komentar & DM dari Orang Asing!
Peluncuran dokumen FAQ tersebut menunjukan komitmen Apple untuk tetap meluncurkan fitur pendeteksi konten sensitif.
Hingga saat ini juga belum ada tanda-tanda Apple bakal menunda atau membatalkan rencana peluncuran fitur pendeteksi konten sensitif.
Tetap ikuti Make Mac untuk perkembangan informasi berikutnya. (*)