Apple kembali dituduh menjalankan bisnis monopolistik oleh perusahaan teknologi global.
Baru-baru ini, platform cryptocurrency Coinbase memberikan kritikan pedas terhadap Apple.
CEO sekaligus pendiri Coinbase, Brian Armstrong menyebut Apple sebagai perusahaan yang berpotensi melanggar UU anti-monopoli karena menghalangi Coinbase berkembang.
Dalam sebuah acara podcast "Superstream Podcast" 20 April lalu, Armstrong berbicara tentang keadaan aktual mata uang kripto, entrepreneurship, dan platform Coinbaase.
Bagi kamu yang belum familiar, Coinbase merupakan platform jual-beli mata uang kripto di perangkat desktop dan mobile.
Berdasarkan perankingan App Store, Coinbase merupakan aplikasi Keuangan terpopuler ke-18 di App Store.
Baca Juga: Saingi Apple dan Spotify, Twitter Bersiap Luncurkan Fitur Podcast
Dalam acara podcast tersebut, Armstrong ditanya apakah Coinbase akan merilis hardaware mata uang kripto sendiri atau tidak.
Armstrong mengatakan bahwa kebanyakan orang tak menginginkan dompet digital terpisah yang hanya digunakan untuk mata uang kripto.
Dia mengatakan bahwa kebanyakan pengguna akan lebih nyaman menggunakan sesuatu yang terintegrasi dengan smartphone mereka.
Sayangnya, Armstrong menyebutkan Apple menghalangi Coinbase untuk berkembang karena menghalangi sejumlah fitur untuk hadir di platform iOS.
"Apple sejauh ini tidak benar-benar bersikap baik dengan kripto, mereka sebenarnya telah melarang banyak fitur yang ingin kami miliki di aplikasi IOS, tetapi mereka tidak mengizinkannya jadi adaantitrust issuesdi sana," ujar Armstrong.
Armstrong tak menjelaskan secara detailfitur apa yang telah dilarang untuk hadir di Coinbase iOS.
Ia hanya mengatakan bahwa ponsel kompatibel dengan kripto sangat diperlukan untuk masa mendatang.
Baca Juga: Tim Cook Akui Punya Investasi Cryptocurrency, Tertarik Main NFT?
Tuduhan ini bukanlah yang pertama kalinya dilakukan Armstrong.
Pada 2020 lalu, ia mengatakan bahwa peraturan App Store menghambat inovasi di ruang cryptocurrency.
(*)