Hacker Jual 5,4 Juta Database Pengguna Twitter Seharga Rp 449 Juta

Senin, 25 Juli 2022 | 08:17

Twitter

Kasus kebocoran data pengguna kembali muncul dan melibatkan jumlah yang fantastis.

Baru-baru ini, hacker dengan nama akun 'devil' berhasil meretas detail 5,4 juta data pengguna Twitter.

Dilansir dari Apple Insider, hacker tersebut memanfaatkan celah keamanan Twitter yang diteukan pada awal 2022.

Baca Juga: Hacker The Odyssey Klaim Jailbreak iOS 15 Akan Segera Meluncur

Hacker tersebut menawarkan 5,4 juta data pengguna Twitter yang bocor seharga USD 30.000 atau sektiar Rp 450 juta.

Hacker tersebut menawarkan 5,4 juta data pengguna Twitter di sebuah forum hacker yang berisi data breach.

Laporan Apple Insider menyebutkan bahwa data yang diretas berupa nomor telepon dan alamat email pengguna.

Sebelum kasus pencurian data pengguna ini mencuat, HackerOne sempat mengungkap celah keamanan Twitter pada Januari 2022.

Dilansir dari Restore Privacy, celah keamanan tersebut memungkinkan hacker untuk mendapatkan nomor telepon dan alamat email pengguna Twitter meski sang pengguna telah menyembunyikannya.

"Tepat seperti yang dijelaskan oleh pengguna HackerOne zhirinovskiy dala laporan awal pada bulan Januari, aktor hacker sekarang menjual data yang diduga diperoleh dari celah ini," ujar Sven Taylor dari Restore Privacy.

"Unggahan (penawaran) itu asih aktif hingga sekarang dengan database Twitter yang diduga terdiri dari 5,4 juta pengguna yang sedang dijual," sambungnya.

"Penjual di foru hacker menggunakan nama akun 'devil' dan mengklaim bahwa kumpulan data tersebut mencakup selebritas, perusahaan, organisasi, pengguna acak, dll," ujarnya.

Baca Juga: Apple Bagikan iPhone Khusus untuk Peneliti Berburu Celah Keamanan

Taylor mengaku telah menghubungi pihak hacker untuk mendapatkan informasi tambahan.

"Kami menghubungi penjual database ini untuk mengupulkan inforasi tambahan," ujar Taylor.

"Penjual meminta setidaknya USD 30.000 untuk database yang sekaran tersedia karena ketidakmampuan Twitter menjaga data tersebut," pungkasnya.

Restore Privacy tak menyebutkan adanya kata sandi dalam 5,4 juta data pengguna tersebut.

Kendati demikian, data email dan nomor telepon tetap saja berharga dan dapat dijual untuk dieksploitasi oleh pengiklan.

Twitter sendiri belu memberikan tanggapan seputar kebocoran data 5,4 juta penggunanya.

Tetap ikuti MakeMac untuk perkembangan informasi berikutnya.

(*)

Editor : Bagus Hernawan