CEO Telegram Pavel Durov mengumumkan bahwa perusahaannya telah membatalkan rencana monetisasi aplikasi mereka.
Hal ini dilakukan karena dikarenakan adanya peraturan yang menghalanginya pada App Store.
Dilansir dari Apple Insider, Durov mengunggah ungkapan kejengkelannya pada saluran telegram miliknya. (28/10/2022)
Ia merasa merasa bahwa Apple tidak senang dengan langkah Telegram untuk memonetisasi unggahan para konten kreator.
Baca Juga: CEO Telegram Amuk Apple karena Tahan Update Telegram di App Store
Apple juga dianggap tidak suka apabila mereka menggunakan sistem pembayaran Telegram ketimbang milik Apple.
"Sayangnya, kami mendapatkan pesan bahwa Apple tidak senang saat para kreator memonetisasi karya mereka tanpa membayar 30% pajak," tulis Durov.
Perlakuanitu membuat Durov enggan untuk mengikuti aturan yang menurutnya terlalu absolut dan semena-mena.
"Selagi Apple masih punya kontrol penuh atas ekosistem mereka, kami tidak punya cara lain selain mengenonaktifkan unggahan berbayar tersebut di perangkat iOS." tambahnya.
Baca Juga: Telegram Premium Rilis: Langganan Bulanan 79 Ribu, ini Daftar Fiturnya
Durov menganggap bahwa Apple telah melakukan monopoli yang menghambat ekonomi dan kreativitas pengguna aplikasi pihak ketiga seperti Telegram.
"Ini hanyalah sebuah contoh bagaimana monopoli triliunan dolar menggunakan dominasi pasarnya dengan mengorbankan jutaan pengguna yang ingin memonetisasi konten mereka." tulis Durov.
Ia juga berharap para regulator di pemerintahan berbagai negara menaggapi hal ini dengan serius.
Durov menambahkan langkah arogan dari Apple ini dapat memupuskan mimpi para kreator dan pengusaha dengan pajaknya.
Baca Juga: Pavel Durov Umumkan Telegram Premium, Gimana Nasib Pengguna Gratis?
Telegram memang belakangan ini berencana untuk memonetisasi konten para pengguna mereka.
Sehingga para pengguna yang ingin melihat pesan khusus dari penguna lain akan dikenakan biaya.
Alih-alih mengunakan pembayaran versi Apple, mereka justru memakai pembayaran mereka sendiri karena menghindari pajak yang terlalu besar.
Karena adanya masalah ini, Telegram masih mencari cara lain untuk melakukan monetisasi konten di luar ekosistem Apple.
Telegram sendiri bukan satu-satunya aplikasi pihak ketiga yang menentang cara apple menerapkan pajak kepada para developer di App Store.
Baca Juga: Apple Tuduh Spotify Langgar Aturan Penjualan Audiobook Di App Store
Sebelumnya, Spotify juga sempat memanas dengan perusahaan asal California tersebut.
Spotify sempat dianggap tidak menaati aturanApp Store pada penjualan audiobook milik mereka.
Aplikasi streaming musik itu juga menganggap pajak 30% dari Apple terlalu mahal dan tidak masuk akal.
Nah, menarik bukan Sobat MakeMac menyimak perseteruan Apple dengan aplikasi-aplikasi tersebut.
Buat kamu yang masih penasaran dengan berita seputar Apple lainnya, cek langsung di MakeMac ya!
(*)