Kemarin usia Mac genap 30 tahun. Tidak terasa memang karena komputer yang biasa menemani kegiatan kita sehari-hari ini, sudah berumur lebih tua ketimbang saya dan sebagian pembaca lainnya.
Apple sendiri merayakan hari jadi salah satu produk andalannya tersebut dengan caranya. Dalam publikasi di situs dan akun YouTubenya, Apple membagikan video eksklusif terkait penuturan orang-orang yang sehari-hari, terlibat dengan Mac sejak lama. Salah satu yang hadir dalam video tersebut adalah musisi bernama Moby.
Lihat videonya di bawah ini:
Klik tautan ini jika video di atas tidak muncul.
Situs Apple juga berubah. Dalam rangka memperingati hari jadi Mac yang ke–30, Apple menghadirkan informasi lebih lanjut perihal Mac apa saja yang sudah hadir sejak 30 tahun yang silam, serta apa saja yang sudah dihasilkan orang-orang dengan alat tersebut.
Tampilan situs itu sangat menarik, terdiri dari kartu bergaris panjang ke atas dan berjajar. Apabila kamu arahkan kursor ke pojok, kartu-kartu tersebut akan bergeser rapi dengan sendirinya.
Lihat di tautan berikut ini.
Mac di Indonesia, Sejak Lama
Di Indonesia sendiri peran Mac sudah terasa. Ada orang-orang yang mencintai Apple dan menghadirkan banyak solusi, berkat penggunaan Mac. Salah satunya adalah Djundi Karjadi (@macjundi), yang dituturkan olehnya kepada MakeMac.
Tahun 1988 merupakan awal karirnya di salah satu stasiun televisi swasta di Indonesia, setelah lulus dari NorthEastern University, Amerika Serikat.
Ia adalah seorang pecinta Mac sejak masa kuliah. Hal itu ia tandai dengan bekerja di salah satu dealer Apple di US yang bernama Ferranti Dege di Brookline. Dan tidak berlama-lama, sejak awal karirnya di stasiun televisi tersebut, ia langsung mengajukan penawaran untuk memakai Macintosh (saat itu Mac II cx) buat menyokong pekerjaannya. Saat itu ia mendapat tentangan dari manajemen, hingga akhirnya Macintosh II fx rilis dan mesin tersebut dianggap relevan buat dipakai melakukan pekerjaan desain grafis.
2 Buah Macintosh II fx untuk kepentingan departemennya – ia sebut dengan Computer Graphics Department – akhirnya berhasil ia dapat dari seorang bernama Kendro Hendra (@kendrohendra). Djundi ingat betul jasanya dan ia bahkan menyebut jika Hendra, memiliki peran besar dalam penggunaan Mac di ranah pertelevisian Indonesia.
Berikut penuturannya:
I remember getting 2 Macintosh II FX from Pak Kendro Hendra (@kendrohendra). He was the main reseller for apple products back then. I think this is the beginning stage of Macintosh being used as Graphics in Indonesia’s Television.Tentu saja banyak pengalaman menarik yang ia ceritakan kepada MakeMac terkait pekerjaannya tersebut – dengan Mac. Salah satunya adalah ketika ia harus mengerjakan proyek untuk kuis bernama Piramida (ada yang ingat? Saya masih sangat kecil waktu itu).
Ia menceritakan bahwa sistem pada game tersebut memakan biaya yang sangat besar dan juga kurang efisien. Djundi kemudian berpikir untuk menyelesaikan masalah tersebut dan, berhasil. Ia menggunakan satu unit Mac saja untuk mengontrol seluruh isi acara tersebut.
So finally I presented the solution: 1 Single Mac (I believe it was a Quadra 840AV w/ 1 nuVista Card) programmed using MacroMedia Director. This single unit of Mac acts as the controller for the whole show. I really wish I still have an archive of it!!Djundi melanjutkan bahwa Mac yang ia gunakan tersebut juga dikoneksikan dengan audio mixer, yang kemudian berfungsi untuk menciptakan bunyi-bunyian dalam kuis.Using the mac ability to have multi screen in a single Mac, we have a total of 3 screens spanning from left to right:
- Mac internal screen – This is the console
- nuVista screen/stage – This is the broadcast
- MacQuadra AV Screen – This will be the score of the participant split into 2: left side is score for team 1, right side is score for team 2. on the podium we cover the correct side of the screen to show the correct score for the team.
Acara ini sangat sukses. Ia pun kemudian diminta untuk melakukan hal yang sama – untuk kuis yang sama – di Malaysia.
This program was so succesful, Fremantle ended up buying and selling it to other country (I remember installing a system in Malaysia).@Macjundi, sapaannya di Twitter, menghadirkan rangkuman animasi-animasi yang telah ia buat bersama timnya melalui YouTube. Animasi-animasi tersebut sendiri adalah kumpulan iklan serta opening dari sebuah acara, yang sangat terkenal di tahun 90an. Saya ingat beberapanya dan mungkin kamu juga ingat. Lihat di bawah ini:
Klik tautan ini jika video di atas tidak muncul.
Kamu bisa subsribe ke channel Djundi yang ada di tautan ini, untuk melihat lebih banyak lagi animasi-animasi yang ia rangkumkan.
Mac sudah hadir di Indonesia sejak tahun 90an, tidak jauh berbeda dengan di Amerika Serikat. Kehadirannya sendiri tanpa kita sadari, dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Layar kaca dipenuhi dengan animasi-animasi yang dibuat dengan Mac, yang masa-masa ini kita sebut dengan Mac jadul. Tapi perlu diingat untuk saat itu, teknologi yang dihadirkan benar-benar tidak bisa diremehkan – terlebih lagi usaha yang harus ditempuh oleh Djundi, untuk menghasilkan 5 animasi ia memerlukan waktu 8 jam.
Mac akan selalu ada untuk membuat dunia jadi lebih baik. Kita akan melewati ulang tahunnya yang ke–40, ke–50, hingga ke–100. Jika ia berhasil bertahan selama 30 tahun, mengapa ia tidak bisa bertahan hingga umurnya yang ke–100?
Akhir kata, seperti yang biasa saya ucapkan kepada teman-teman saya yang berulang tahun; Selamat Ulang Tahun, Mac. Jangan jadi tua dan membosankan!
Akses juga MakeMac melalui MM Reader untuk iPhone