Interview Eksklusif MakeMac Dengan KOTAK Band Terkait iTunes

Jumat, 28 Maret 2014 | 17:05

Hari Rabu tanggal 25 Maret 2014, MakeMac mendapat kesempatan untuk melakukan interview eksklusif dengan salah satu band rock besar Tanah Air, KOTAK. Bertempat di kantor Warner Music Indonesia, pada sore yang cerah itu kami hadir dan bertemu dengan Chua (Bass) juga Cella (Gitar) dari KOTAK. Tantri sang vokalis berhalangan hadir.

Banyak hal yang kami bicarakan selama sesi wawancara berlangsung, mulai dari rencana dengan penjualan album terbaru KOTAK di iTunes, hingga kecintaan mereka terhadap produk Apple. Dan dari jawaban-jawaban yang mereka lontarkan, kami sangat yakin bahwa Chua dan Cella adalah salah seorang fanboy Apple – terutama Chua karena Cella sepertinya masih dalam proses menjadi seorang Fanboy.

KOTAK di iTunes, Keyakinan dan Pertaruhan

Seperti yang sudah saya sampaikan di atas, proses wawancara mengambil tempat di kantor Warner Music Indonesia. Di salah satu ruangan dengan tembok putih dan karpet abu-abunya, kami duduk berhadapan dengan KOTAK dan para crew. Fotografer MakeMac dan salah satu crew KOTAK mengabadikan momen ini dengan perangkat yang mereka punya.

Wawancara sendiri kami buka dengan pertanyaan terkait alasan di balik rilisnya album terbaru KOTAK di iTunes Store. Chua menyambar pertanyaan kami dengan cepat dan mengatakan keinginan mereka untuk memperluas sekaligus mempermudah para penggemar KOTAK dalam mendapatkan album mereka.

“Siapa yang tak kenal iTunes? Jaman sekarang hampir semua orang punya perangkat Apple meskipun mereka juga menggunakan perangkat lainnya,” Ungkap Chua, semangat. “Selain itu, rilis ini adalah upaya kami buat menghadirkan cara yang mudah untuk para kerabat KOTAK (sebutan untuk penggemar KOTAK) mendapatkan album kami.”

KOTAK baru saja merilis album ke–5 mereka yang berjudul Never Dies tanggal 18 Maret 2014 kemarin di iTunes. Album ini tersedia buat para pemegang akun Apple ID regional Asia Pasifik. Tidak butuh lama buat Never Dies melesat tinggi karena pasca rilisnya di iTunes, album tersebut langsung berada di posisi 1 Top Albums iTunes regional Indonesia.

“Jadi ceritanya waktu itu kami dikabari bahwa album Never Dies sudah nangkring di peringkat satu,” Sambung Chua, sambil sumringah. “Padahal, kami baru mempublikasikan album tersebut melalui sosial media yang kami miliki saja, tapi ternyata memang antusiasmenya tinggi sekali.”

Semakin variatifnya pendengar KOTAK saat ini, juga jadi alasan lainnya mengapa KOTAK merilis album di iTunes. Chua mengakui sangat sulit buat mendiversifikasi pendengarnya dan melalui iTunes, mereka berharap bisa memuaskan para pendengar tersebut.

“Kita belum melancarkan strategi khusus buat memuluskan penjualan di iTunes,” Sergah Chua, “Buat saat ini masih lewat sosial media dulu, atau kadang informasi langsung ke fanbase yang ada di luar negeri, bahkan pinjam device saudara untuk sekedar publish soal albumnya KOTAK.”

Cella kemudian datang. Ia terlambat, katanya “Ambil jaket dulu mas Hendra,” seraya bergabung dengan Chua dan bersiap menjawab pertanyaan MakeMac terkait potensi penjualan musik digital ke depannya.

“Dengan teknologi yang semakin berkembang saat ini, konsumen tentu akan lebih memilih album digital karena kemudahan yang ditawarkannya,” Jawab Cella sang gitaris sambil kadang menengok iPhone 4 miliknya “Orang yang berdagang barang-barang tertentu saja bisa survive lewat online – bahkan berkembang – apalagi musik yang notabenenya jauh lebih sederhana.”

Berkembang memang sebuah kata yang bisa menjelaskan pikiran seorang Mario Marcella terhadap musik digital di Indonesia. Ia masih beranggapan bahwa potensi musik digital di Indonesia ke depannya masih sangat cerah, mengingat tren yang baru mulai berjalan di Tanah Air.

Mungkin agak terlambat. Tapi lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali bukan?

“Musik digital menguntungkan kita. Kehadirannya bisa meminimalisir pembajakan yang dulu pernah menimpa kami saat masih bergantung pada CD fisik,” Lanjut Cella dengan gaya bicaranya yang khas. “Selain memperluas, saya juga setuju bahwa musik digital menolong banyak musisi dari pembajakan, hingga perluasan segmen pasar mereka.”

“Kesulitan terbesar berjualan musik di iTunes Store hingga saat ini adalah jumlah pengguna yang menggunakan kartu kredit di dalam perangkatnya. Jumlah ini masih sedikit, namun, ke depannya mungkin masalah ini juga bisa teratasi berkat hadirnya iTunes Gift Card.” Seru Cella.

Apple dan KOTAK

Chua dan Cella sama-sama menyukai Apple, tapi Chua mungkin bisa kita bilang sebagai fangirl kelas berat. Kisah awalnya dengan Apple dimulai ketika ayahnya membelikan sebuah PowerBook G5. Menurutnya, Mac sangat mudah digunakan. Ia tidak mengalami kesulitan sama sekali dalam mengoperasikan mesin tersebut.

“Iya, Mac itu gampang banget digunakannya,” Jawabnya, semangat. “Saya pernah coba komputer lain selain Mac dan yang ada malah bikin bingung. Mungkin karena sudah terbiasa dengan Mac tapi jujur, Mac jauh lebih mudah dari komputer itu.”

“Kalau saya sih gak gitu suka Apple, sampai sekarang,” Cella menyambung penyampaian Chua, “Saya pakai produk Apple pun cuma iPhone jadul saja, dan saya juga suka sama game-game yang tersedia di iPhone. Game-game tersebut jadi pembunuh waktu yang paling tepat saat tur ke banyak tempat.”

Cella seru sekali ketika menyampaikan pengalamannya dengan produk Apple miliknya. Meski hanya memiliki iPhone sebagai device pribadi yang selalu ia bawa, jawaban demi jawaban yang ia lontarkan memancing gelak tawa seisi ruangan. Selain main game, Cella juga aktif di Instagram, dan ia juga senang sekali berbagi foto di Instagram meski menurutnya, dia baru fasih menggunakan sosial media tersebut belum lama.

“Dengan game-game yang ada serta Instagram, itu belum bisa membuat seorang Cella KOTAK jadi fanboy Apple?” Tanya saya. “Hampir sih mas.” Jawab Cella dan serentak, tawa meledak di ruangan tersebut karena tadinya, Cella mengaku tidak suka Apple.

Lain lagi dengan Cella, Chua mengaku ia sekarang memiliki hampir semua jenis perangkat iOS. Ia juga menggunakan Mac sebagai komputernya.

Chua dan Cella mengakui bahwa hasil musik yang mereka rekam melalui Mac memiliki kualitas yang berbeda. Keduanya sama-sama sepakat bahwa belum ada perangkat lainnya yang mampu melahirkan kualitas lebih atau bahkan sama dengan Mac, terkait urusan rekaman musik. Terkait software yang digunakan, KOTAK menggunakan Pro Tools untuk keperluan rekamannya.

Nama KOTAK akan terus berkibar di blantika musik Indonesia, terlebih lagi, dengan strategi-strategi ciamik yang terus mereka kembangkan buat memuaskan para penggemarnya. Proses interview sendiri berakhir dengan pertanyaan unik yang mereka jawab dengan gelak tawa; kapan KOTAK main ke kantor MakeMac?

“Kalo ada goody bag iPhone 5s sih saya pending semua jadwal saya dan saat ini juga kita main ke kantor MakeMac!” Ujar Cella semangat. “Iya, iya, bener!” Chua juga demikian.

Terima Kasih guys, Rocks!

KOTAK – Never Dies (Download)

Fotografer: Jo Jou

Baca Juga Interview Eksklusif Makemac dengan Founder iPhonesia, Aries Lukman


Akses juga MakeMac melalui MM Reader untuk iPhone

Editor : Hendra Saputra