Review The Bonfire: Forsaken Land, Bangun Desamu Sendiri!

Rabu, 21 Maret 2018 | 21:15

Pernahkah berpikir tentang bagaimana jika kamu diberi kesempatan untuk memimpin sebuah desa? Bagaimana harus memulainya, apa yang harus dibangun terlebih dahulu, berapa jumlah penduduk yang bisa ditampung di desa tersebut, apa yang harus dilakukan apabila desa sudah terlalu sempit. Lalu, bagaimana dengan pertahanan desa tersebut? Berapa orang yang harus berjaga tiap malamnya? Apa yang harus dibawa mereka yang sedang berjaga?

Sebelum kamu dibuat pusing dengan hanya membayangkannya saja, mungkin kamu harus mencoba The Bonfire: Forsaken Land sendiri. Game besutan Xigma Games ini memberikan pemain kebebasan untuk membuat dan membangun desa sendiri sejak pertama dibangun.

Sebuah Permulaan

Tutorial di game ini bisa dibilang hampir tidak ada sama sekali. Pemain langsung diterjunkan ke medan perang tanpa perbekalan apapun. Jangan khawatir, karena di awal permainan ini berlangsung dengan fase yang lambat.

Cerita dari The Bonfire: Forsaken Land terus berkembang seputar tentang bagaimana menjadi pemimpin, kamu harus berusaha membuat desa milikmu semakin besar dari segi apapun. Tentu saja, untuk mewujudkannya tidaklah semudah membalikkan tangan. Kamu harus terus membuat bangunan baru sebagai tempat para penduduk desa. Sedangkan untuk membangun bangunan tersebut, kamu harus mengumpulkan bahan-bahan dasarnya terlebih dulu. Dari bahan dasar tadi, nantinya penduduk akan merubahnya menjadi produk jadi, seperti kapak besi, tombak, pakaian pelindung, tameng, dan tas kulit.

Sesuaikan Sifat Karaktermu Dengan Pekerjaannya!

Seiring dengan berlangsungnya permainan, dan dengan semakin besarnya desa yang kamu pimpin, maka semakin banyaklah orang-orang yang akan datang ke desamu. Hal ini bisa berarti baik karena kamu bisa mempunyai sumber tenaga baru, yang dapat dipekerjakan. Tetapi sekaligus buruk, itu berarti semakin banyaklah penduduk desa yang harus diberi makan.

Tidak hanya itu saja, setiap orang pastinya memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda. Ada yang punya sifat berani, kuat, jujur, bijaksana, lincah, pekerja-keras, dan masih banyak lagi sifat lainnya. Maka akan lebih baik jika sifat tadi diselaraskan dengan pekerjaan yang dikerjakan. Dan sudah bisa ditebak, game ini memiliki mekanisme tersebut.

Pada The Bonfire: Forsaken Land, pemain tidak hanya memberikan pekerjaan kepada setiap penduduk secara acak. Kamu juga harus memperhatikan apakah penduduk yang dipilih mempunyai kompetensi yang dibutuhkan dari jenis pekerjaan tersebut. Jika kamu membutuhkan seorang penduduk untuk bekerja sebagai penjaga, maka kamu harus mencari penduduk yang mempunyai karakteristik berani dan kuat. Sedangkan untuk bekerja di tambang misalnya, maka sebaiknya carilah seorang yang pekerja-keras dan juga kuat. Seseorang dengan karakteristik yang lincah dan berani biasanya cocok untuk diberikan pekerjaan sebagai penjelajah.

Konsekuensi Dari Aksi

Jika siang hari para penduduk desa akan terfokus pada mengumpulkan bahan dasar dan pembangunan desa, maka pada malam hari, kamu harus siap untuk berjaga. Malam hari pada The Bonfire: Forsaken Land bukanlah malam untuk beristirahat. Akan ada bermacam-macam hal yang terjadi di malam hari, yang bisa membuat permainanmu tamat saat itu juga.

Ancaman juga tidak muncul dari luar saja. Terkadang, tidak semua orang akan terus menjadi orang baik. Akan ada kemungkinan dimana penduduk desa menjadi seorang pencuri. Itu juga berarti, penduduk desa lainnya yang bekerja sebagai penjaga akan berusaha untuk menyerang sang pencuri. Jika kamu melepasnya, maka kamu akan kehilangan barang-barang, tetapi jika kamu membunuh pencuri tersebut, itu berarti kamu baru saja kehilangan satu orang penduduk desa.

Semua aksi pasti akan memiliki konsekuensinya masing-masing. Itulah konsep yang ada pada The Bonfire: Forsaken Land. Kamu, sebagai pemimpin desa kamu harus memikirkan semua konsekuensi dari apa yang kamu lakukan agar tak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Salah langkah satu orang saja bisa berakibat fatal untuk seluruh penduduk desa.

Klik tautan ini jika video di atas tidak muncul.


Baca Juga:

Sederhana Tapi Kompleks

Semakin banyak jumlah dari penduduk desa, maka semakin cepat pula perkembangan dari desa tersebut. Tentu ini tidak sesederhana kelihatannya, tetapi secara gamblang saja, seperti itulah mekanisme pemainan The Bonfire: Forsaken Land. Bagi kamu penyuka permainan manajemen yang lengkap, kompleks, dan penuh strategi, maka kamu akan menyukai game ini. Saya bisa menjaminnya.

Jangan terlalu cepat menilai buruk game ini dari grafisnya saja. Game ini memang tidak terfokus pada grafis, sehingga tidak bisa disalahkan jika banyak aksi di dalam permainan ini, hanya bisa dilihat oleh pemain secara sederhana saja. Walaupun begitu, kejadian apapun yang muncul di dalam permainan seperti badai, hujan, bahkan pertarungan dengan monster sekalipun tetap diperlihatkan dengan cukup jelas. Mekanisme permainannya justru jauh dari kesan sederhana. Dari lengkapnya sisi manajemen yang bisa kamu kulik, sampai dengan mengatur pekerjaan apa yang cocok bagi masing-masing penduduk desa. Hingga mengatur apa saja yang harus dibawa oleh setiap penduduk desa, semuanya harus kamu lakukan disini secara manual.

Efek suara dari permainan cukup jelas menggambarkan kejadian apa saja yang ada di sepanjang permainan sehingga pemain tidak dibuat bingung dengan situasi yang dihadapi. Hal ini terkadang membuat pemain panik untuk mengambil keputusan, karena terlalu masuk ke dalam permainan. Tetapi bukankah game seperti inilah yang bagus untuk dimainkan?

Setelah pengalaman saya bermain dengan A Dark Room, saya tidak merasakan game yang membuat saya senang melihat penduduk desa milik saya sendiri terbunuh karena seekor laba-laba raksasa tiba-tiba datang dari ujung hutan, mencabik dan menyerang dengan brutal di tengah kegelapan malam. Jadi maaf kalau review ini harus berakhir disini, karena saya harus memulai membangun desa saya sendiri dari awal karena laba-laba tersebut.

Download The Bonfire: Forsaken Lands · Harga: 59000


Evoland 2, Games RPG Penuh Nostalgia dan Petualangan


Akses juga MakeMac melalui MM Reader untuk iPhone

Editor : Alexius Aditya