Follow Us

PBB Minta Amerika Serikat Selidiki Kasus Peretasan iPhone Milik CEO Amazon

Wahyu Prihastomo - Kamis, 23 Januari 2020 | 13:00
Jeff Bezos dan Pangeran Salman (kanan)
theguardian.com

Jeff Bezos dan Pangeran Salman (kanan)

Kemarin, Kamis (23/1/2020), dunia maya dihebohkan dengan kabar kalau ponsel milik CEO Amazon, Jeff Bezos, berhasil diretas.

Yang membuatnya semakin heboh adalah setelah mengetahui si peretas memanfaatkan pesan WhatsApp dari Pangeran Arab Saudi, Mohammed bin Salman.

Kasus ini jelas menghebohkan dunia internasional karena melibatkan dua tokoh besar di dunia ekonomi dan politik.

Akibatnya, pihak PBB langsung meminta Amerika Serikat untuk segera menyelidiki kasus ini.

AS diminta memeriksa semua data milik Bezos, serta arus data dari WhatsApp dan iPhone yang digunakannya.

Dikutip dari Nextren, peretasan tersebut terjadi pada Mei 2018 silam, namun laporan investigasi terkait kasus peretasan tersebut beredar baru-baru ini.

Saat itu, Bezos menerima sebuah video dari Pangeran Salman.

Tanpa disadari, video tersebut rupanya mengandung spyware Pegasus, salah satu Spyware paling berbahaya saat ini.

Baca Juga: Fasilitas di New York Senilai $10 Juta ini Dibuat untuk Retas iPhone

Pesan yang dikirim oleh Salman tersebut ternyata mengandung malware yang mampu mengenkripsi data ponsel CEO Amazon tersebut.

Beberapa saat setelah peretasan tersebut, tidak diketahui data apa saja yang berhasil diambil dari ponsel Bezos.

Namun, pada Februari 2019, Bezos mendapat blackmail dari seorang pengguna Medium.

Dalam unggahan di Medium, pengguna tersebut mencoba mengancam Bezos dengan menyebut memiliki beberapa foto pribadi Bezos yang menyangkut kasus rumah tangganya.

Sekarang masih diselidiki latar belakang dari kasus peretasan ini termasuk bagaimana si pelaku bisa memanfaatkan akun milik sang Putra Mahkota Arab tersebut.

UN Special Rapporteur Agnes Callamard dan David Kaye bahkan menduga adanya keterlibatan Pangeran Salman dalam kasus ini.

“The alleged hacking of Mr. Bezos’s phone, and those of others, demands immediate investigation by US and other relevant authorities,” said the rapporteurs, “including investigation of the continuous, multi-year, direct, and personal involvement of the Crown Prince in efforts to target perceived opponents.”

Setelah ini semua proses penyelidikan akan dilakukan oleh otoritas AS. (*)

Baca Juga: Aplikasi Contact di iOS Diklaim Rawan Terhadap Peretasan

Editor : Bagus Hernawan

Baca Lainnya

Latest