Minggu lalu Apple mengambil keputusan cukup kontroversial untuk App Store di negara Tiongkok. Yaitu menghapus beragam aplikasi berbasis teknologi VPN dalam rangka mengikuti regulasi yang diberikan oleh pemerintah setempat. Menurut Tim Cook dalam salah satu sesi laporan pendapatan kuartal 3 oleh Apple, pemerintah di Tiongkok sudah merilis aturan tersebut sejak tahun 2015. Namun baru-baru ini aturannya semakin ditingkatkan dengan bahasan seputar lisensi aplikasi VPN dari pemerintah.

The central government in China, back in 2015, started tightening the regulations on VPN apps. Essentially, as a requirement for someone to operate a VPN, they must have a license from the government there. Earlier this year, they began a renewed effort to enforce this policy.

• Apple Hapus Beragam Aplikasi VPN di App Store Tiongkok, Apa Alasannya?
• FBI Bayar Jutaan Dolar buat Retas iPhone Teroris San Bernardino

Masih dari laman sumber berita, kabarnya banyak pengamat yang membandingkan hal ini dengan kasus penembakan di San Bernardino. Apple saat itu tidak berkenan untuk bekerja sama dengan pemerintah California, Amerika Serikat untuk membuka iPhone 5c milik pelaku penembakan. Sedangkan untuk Tiongkok, Apple berkenan untuk gerak cepat dan menghapus aplikasi VPN yang tidak sesuai.

Hal ini membuat Tim Cook memberikan keterangan bahwa kedua hal tersebut tidak bisa disamakan, Apple tetap menghargai keputusan pemerintah Tiongkok meskipun merasa tidak cocok dengan hal tersebut. Namun untuk kasus San Bernardino, hukun di Amerika Serikat melindungi perusahaan seperti Apple dari ancaman pemerintah dalam hal konten privasi milik pelanggan. Jadi tentu saja ini dua hal yang berbeda dan sudah sangat jelas.

Memecahkan Teknologi Font Rahasia di iTunes Gift Cards Buatan Apple