Daisy, Robot Daur Ulang Apple Jadi Solusi Sampah Elektronik Dunia

Senin, 22 April 2019 | 12:19

Daisy

Apple terkenal sebagai perusahaan yang sangat perhatian pada keberlangsungan lingkungan dunia.

Setidaknya dalam satu bulan terakhir, Apple telah melakukan dua hal sebagai bentuk perhatian pada lingkungan dunia.

Pertama, dalam rangka Earth Day (Hari Bumi)yang jatuh pada hari ini, 22 April 2019. Apple mengajak seluruh pengguna Apple Watch untuk setidaknya berolah raga satu jam.

Baca Juga : Peringati Earth Day, Apple Ajak Pengguna Apple Watch Berolahraga

Kedua, Apple dan perusahaan supplier komponen Apple sepakat untuk menggunakan material dan tenaga terbaharukan dalam produksi.

Baca Juga : Supplier Apple Sepakat Gunakan Energi Terbarukan Dalam Produksinya

Melansir dari Cnet, Apple membuka pabrik daur ulang elektroniknya pada dunia sebagai solusi sampah elektronik dunia.

Pabrik (laboratorium) daur ulang ini terletak di Austin, Texas.

Dengan luas kira-kira 2,7 Km persegi, terdapat sebuah robot daur ulang, Daisy.

Dengan panjang 10 meter, Daisy membongkar berbagai jenis iPhone. Daisy bisa membongkat mulai dari iPhone 5 hingga XS Max.

Robot ini memisahkan bagian per bagian mulai darilogic board, kamera, hingga layar.

cnet.com

Suasana pabrik daur ulang Apple

Daisy mampu bekerja membongkar iPhone hingga 200 buah per jam.

Baca Juga : Apple Resmi Membuka Laboratorium Daur Ulang Baru Di Austin, Texas

Tahun lalu, Apple memperkenalkan Daisy sebagai solusi sampah elektronik dunia.

Daisy merupakan bagian dari proyek panjang Apple pada lingkungan, setelah sebelumnya memperkenalkan Liam, robot daur ulanggenerasi pertama.

Setidaknya, Apple memproduksi 218 juta iPhone setiap tahunnya, bila dijejerkan, panjangnya mampu untuk mengitari bumi sebanyak 13 kali.

Sadar akan masalah ini, Apple membuat program daur ulang, termasuk program tukar tambah dan robot daur ulang, Daisy.

Setidaknya, dari 9 juta iPhone yang diterima Apple setiap tahunnya, 7,8 juta menjadi iPhone refurbished dan 1,2 juta didaur ulang.

Perlu dicatat, mengutip laporan PBB, pada 2016 terdapat 44,7 ton sampah elektronik (e-waste) dan hanya 20% atau 8,9 ton yang didaur ulang (recycle).

Pada 2021, diperkirakan akan terdapat 52,2 ton sampah elektronik yang harus segera ditemukan solusinya.

Baca Juga : Apple Bagikan Laporan Supplier Responsibility untuk Tahun 2019

Mengutip dari UN News, sampah elektronik tidak hanya akan berakibat penyakit pada manusia, tetapi juga masalah lingkungan dan pemerintah.

Mengutip Cnet, berbagai pihak berharap robot daur ulang, Daisy bersifat terbuka pada semua perusahaan elektronik sehingga akan mampu melakukan daur ulang sampah elektronik secara lebih efisien.

Dengan melakukan daur ulang, akan dapat dipisahkan mana komponen yang dapat digunakan kembali, tidak berguna, atau butuh untuk diperbaiki.

Diharapkan, kebijakan daur ulang ini juga sampai pada perilaku konsumen dalam membuang sampah elektronik.Selamat hari Bumi!

Tag

Editor : Bagus Hernawan