Tidak biasanya CEO Apple, Tim Cook menggunakan nada sinis dan kritik ketika berpidato.
Namun hal tersebut nyata terjadi di Universitas Stanford kala Tim Cook beri pidato di acara wisuda Universitas Stanford.
Dalam pidatonya, Tim meminta para perusahaan teknologi di Silicon Valley untuk bertanggung jawab atas kekacauan yang mereka buat.
Baca Juga: Trump dan Tim Cook Bertemu, Bahas Trade War dengan Tiongkok?
Tim memang tidak menyebut nama perusahaan yang ia maksud, namun ia menyebut berbagai kasus yang disebabkan oleh perusahaan tersebut.
Beberapa kasus tersebut adalah kebocoran data, pelanggaran privasi, hingga perusahaan startup yang kurang terpuji.
Ia menyebut, perusahaan di industri teknologi saat ini sangat kurang dalam menciptakan teknologi berkelanjutan dan berguna bagi masyarakat.
Lately it seems this industry is becoming better known for a less noble innovation – the belief you can claim credit without accepting responsibility.Ia bahkan dengan tegas menyebut, jika sebuah perusahaan membuat sebuah masalah dan kekacauan, jangan menghindar dari tanggung jawab menyelesaikan masalah.We see it every day now with every data breach, every privacy violation, every blind eye turned to hate speech, fake news poisoning out national conversation, the false miracles in exchange for a single drop of your blood.
It feels a bit crazy that anyone should have to say this, but if you built a chaos factory, you can’t dodge responsibility for the chaosDari pidato yang disampaikan, secara tersirat Tim Cook mengacu pada perusahaan raksasa seperti Amazon, Facebook, dan Google.
Sepanjang pidato, Tim Cook hanya menyebut sebuah startup dan melansir dari CNBC, merupakan Theranos.
Baca Juga: Apple Kenalkan iOS 13 dengan Dark Mode, Foto dan Kamera Baru, Peningkatan Privasi
Theranos merupakan startup yang melakukan uji coba pada sampel darah dan telah menelan ratusan juta dollar, tetapi belum memberikan hasil apapun.
Lebih lanjut lagi, Tim mengingatkan pada para audiens bahwa sebagai manusia bebas, berhak untuk mengelola dan memiliki privasi dan data yang tak boleh diketahui oleh siapapun.
If we accept as normal and unavoidable that everything in our lives can be aggregated, sold and even leaked in the event of a hack, then we lose so much more than data. We lose the freedom to be humanApple saat ini memang tengah fokus pada pengembangan privasi pengguna, termasuk hadirkan fitur pelacak tracking lokasi dan kehadiran fitur Sign in with Apple di iOS 13 yang membantu menghindari sharing data penggun dengan Facebook, Google, hingga Twitter.