iPhone 11, iPhone 11 Pro, dan iPhone 11 Pro Max telah resmi dijual sejak 20 September 2019 kemarin.
Di luar prediksi, penjualan semua seri iPhone 11 ternyata memberikan kejutan.
Sebab, terjadi lonjakan penjualan di luar perkirakan para pengamat.
Baca Juga: Puluhan iPhone Berhasil Digasak Pencuri di Apple Store Kanada
JP Morgan, analis pasar saham internasional bahkan harus merevisi target harga Apple di Wall Street.
Alasannya, capaian penjualan semua seri iPhone 11 memberikan optimisme baru bagi para pemodal.
AAPL, kode saham untuk Apple di lantai bursa Amerika Serikat alami kenaikan hingga 2,35 persen poin sejak minggu lalu.
Penyebab kenaikan tersebut di antaranya karena analisis Samik Chatterjee, analis JP Morgan.
Samik menyebut bahwa catatan penjualan iPhone mencatat performa mengagumkan, membuat target nilai AAPL naik dari $242 menjadi $265.
Saat ini, per Selasa, 1 Oktober 2019, nilai AAPL berharga $223 per lembar.
Tak hanya JP Morgan, analis Cowen juga merevisi analisis pasar Apple.
Sebab, dari catatan penjualan selama 2 pekan, ia memprediksi bahwa akan ada tambahan penjualan sebesar 3 juta unit pada bulan September 2019.
Baca Juga: iPhone 11 Berhasil Samai Popularitas iPhone 6 di India
Penyebabnya adalah permintaan pasar pada iPhone 11 yang cukup banyak.
Meski demikian, target untuk iPhone 11 di kuartal 4 tahun depan tidak berubah, diperkirakan 65 juta unit iPhone 11 akan terjual.
Respon pasar positif pasar terhadap rilisnya iPhone 11, iPhone 11 Pro, dan iPhone 11 Pro Max tidak hanya dirasakan di Amerika Serikat saja.
Bukti nyata terjadi di India, iPhone 11 memiliki popularitas yang sama dengan iPhone 6.
Artinya, permintaan pasar pada iPhone 11 akan terus meningkat seiring berjalannya waktu.