Akibatnya gelombang eksploitasi sumber daya alam dan manusia juga bermunculan di negara Afrika tersebut.
Baca Juga: Penjualan AirPods Per Kuartal Sukses Lewati Capaian Tertinggi iPod
Lebih parahnya lagi, permintaan Kobalt yang tinggi dari perusahaan teknologi raksasa tersebut juga tidak memberikan dampak yang siginifikan bagi kesejahteraan masyarakat Kongo.
Saat ini gugatan ini sudah diajukan ke US District of Columbia oleh Terrence Collingsworth dari International Rights Advocates atas nama beberapa penggugat.
Penggugat menyebut kalau ke depannya ada kemungkinan akan muncul nama perusahaan lain yang melakukan tindakan serupa. (*)
Baca Juga: Apple Mulai Pengiriman Mac Pro Kepada Pemesan Gelombang Pertama