Saat ini, kualitas yang ditawarkan Apple Music adalah AAC dengan bitrate 256kbps (lossy comression) dan sample rate 44.1 kHz.
Dengan Lossless Audio, Apple akan menawarkan musik dengan kualitas minimal setara CD, yakni 44.1 kHz/16-bit, hingga audio resolusi tinggi (hi-res) dengan kualitas 192 kHz/24-bit.
Beberapa hal yang perlu diingat terkait Lossless Audio ini adalah soal kapasitas penyimpanan (dan kecepatan internet) serta kemampuan pengolah audio (sound processor) di perangkat penggunanya.
Tujuan kompresi audio adalah menghemat kapasitas penyimpanan, dan juga mengefisienkan jaringan. Dengan semakin murahnya media penyimpanan dan semakin cepatnya koneksi internet, maka tentunya kebutuhan kompresi ini semakin berkurang.
Mari kita bandingkan saja. Jika saat ini Apple Music menggunakan format AAC dengan bitrate 256 kbps (setiap detik audio membutuhkan 256 kilobit = 32 kilobyte), maka ALAC rata-rata akan menggunakan bitrate di kisaran 900 kbps. Sebagai perbandingan, bitrate format WAV tanpa kompresi adalah 1.411 kbps.
Artinya, penyimpanan koleksi audio Anda akan membengkak menjadi sekitar 3,5 kali dengan ALAC. Begitu pula penggunaan koneksi internet untuk mengunduhnya.
Angka tersebut di atas adalah untuk audio dengan format standar kualitas CD, yakni 44.1kHz/16-bit. Jika kita ingin menikmati kualitas audio resolusi yang lebih tinggi, misalnya 96 kHz/24-bit, maka bitrate-nya pun akan semakin tinggi lagi. Alhasil, kebutuhan penyimpanan dan koneksi pun semakin tinggi pula.
Baca Juga: Apple Music Mendukung Spatial Audio dengan Dolby Atmos dan Lossless Audio
Dengan tingginya bitrate Lossless Audio, sayangnya bandwidth yang ditawarkan koneksi bluetooth belum bisa mengakomodasinya dengan optimal. Alhasil, untuk Lossless Audio dari Apple Music ini baru bisa dinikmati dengan headphone berkabel.
Berikutnya adalah persoalan kemampuan olah suara dari perangkat keras. Umumnya, kartu suara (sound card) memiliki DAC (digital to analog converter) dengan resolusi 48kHz/16-bit.