Sekitar bulan April 2021, Apple secara resmi merilis perangkat bernama AirTag.
AirTag yang dirilis di acara Apple Event 'Spring Loaded' ini ditujukan sebagai sebuah alat pelacak.
AirTag dapat dipakai untuk melacak barang penting sepertitas ransel, kunci, dompet, dan barang lainnya lewat aplikasi Find My.
Namun ternyata, dibalik fungsinya yang sangat membantu dalam menemukan barang, AirTag juga bisa disalahgunakan untuk hal-hal negatif.
Baca Juga: AirTag Resmi Dijual di Indonesia, Ini Harga dan Cara Membelinya!
Sepertiyang terjadi di New York, media lokal WGRZ melaporkan bahwa AirTag telah dipakai untuk menguntit (Stalking) orang lain.
Dalam sebulan terakhir saja, Kepolisian daerahWest Seneca, New York mencatat banyak laporan terkait penguntitan dengan menggunakan AirTag.
Kebanyakan, pelaku penguntit menargetkan wanita sebagai korban atau sasarannya.
Tentunya, itu bukanlah kabar baik bagi Apple mengingat mereka membuat dan memproduksi AirTag untuk tujuan-tujuan baik, bukan sebaliknya.
Melansir dari 9to5mac, seorang wanita yang menjadi korban penguntitan via AirTag memberikan keterangannya kepada pihak Kepolisan West Seneca.
Wanita tersebut mengatakanbahwa ia menerima notifikasi di iPhone miliknya yang menujukkan adanya pergerakan AirTag.
Setelah dilakukan penggeledahan oleh Polisi, ditemukan sebuah AirTag di bawah kolong mobil wanita itu.