Follow Us

Review: Macbook Air Generasi Kedua

Adi Chandra - Minggu, 07 Desember 2008 | 09:02
Review: Macbook Air Generasi Kedua

MacBook Air diluncurkan di event Macworld 2008 yang diklaim sebagai notebook tertipis di dunia. Â Apple telah mempunyai adik baru dengan kapasitas yang di tingkatkan menjadi 120 GB utk versi hard disk dan 128 GB untuk versi SSD.

Macbook Air generasi pertama yang saya miliki adalah sebuah produk yang bisa saya katakan cacat. Dikarenakan memakai prosesor kustom intel 65 nm, prosesor tersebut masih menghasilkan panas yang membuat MacBook Air menjadi overheating. Otak prosesor (Core) ganda yang dimiliki oleh prosesor Intel Core 2 Duo yang terdapat pada MacBook Air generasi pertama ini bisa mematikan salah satu core nya sehingga temperatur sedikit turun untuk mencegah terjadinya sistem crash atau kernel panic. Tetapi dengan hanya 1 otak yang bekerja, membuat sistem tidak dapat beroperasi dengan baik.Â

Software Update yang dikeluarkan oleh Apple membuat prosesor tidak mematikan salah satu otaknya, tetapi bila temperatur panas, maka prosesor akan di turunkan (throttling) menjadi 800mhz saja. Pemecahan ini tetap membuat sistem tidak dapat bekerja dengan baik bila melakukan pekerjaan yang intensif seperti menonton video di iTunes ataupun video flash di situs seperti Youtube.

Dengan di rilisnya MacBook Air generasi kedua, masalah-masalah tersebut hilang. Apple menggunakan prosesor Intel berbasis 45 nm yang memakan watt lebih kecil serta membuat temperatur tidak sepanas pada generasi pertama.

Apple sedikit terhambat dengan MacBook Air generasi 2 yang menggunakan kapasitas hard disk, sehingga banyak orang yang memesan versi prosesor 1.6 Ghz dengan hard disk akhirnya diberikan kapasitas SSD secara cuma-cuma.

Untuk Indonesia, Macbook Air masih sedikit peminatnya, dikarenakan permintaan yang tidak terlalu banyak, sehingga retailer di sini tidak terlalu berani ambil resiko untuk memiliki stok terlalu banyak.

Saya adalah salah satu penggemar Macbook Air, dan seiring dengan waktu tertulisnya artikel ini, MacBook Air versi SSD dengan prosesor 1.86 Ghz sudah masuk ke Jakarta dan dibandrol dengan harga Rp.30.900.000,-. Tentunya bukan harga yang ramah untuk sukses dalam pangsa pasar Indonesia.

Perbedaan tampak luar sama seperti generasi pertama. Yang terjadi perubahan signifikan adalah perangkat keras seperti kartu grafik menggunakan nVIDIA 9400M, port Micro-DVI diganti menjadi Display Port. Hal yang mengecewakan karena Apple tidak mengikut sertakan adaptor untuk ekstensi ke layar eksternal, sehingga anda harus membelinya sendiri.

Macbook Air generasi kedua dengan Display Port

Dengan chip grafik nVIDIA 9400M, beban prosesor ketika mengelola pekerjaan video di alihkan ke kartu grafik, sehingga temperatur yang dihasilkan dalam ruang yang sempit di notebook ini tidak terlalu panas. MacBook, MacBook Pro dan MacBook Air yang baru (unibody) ini mempunya sistem operasi Leopard yang di tugaskan khusus untuk memberi beban pekerjaan video dari prosesor ke chip kartu grafik. Versi Leopard yang berada di notebook Apple generasi sebelum unibody tetap membebankan kerja video kepada prosesor. Apakah Apple akan memberikan software update untuk seri notebook yang lama? kita tunggu saja.

Source : Hai Online

Editor : Adi Chandra

Latest