Follow Us

iOS 7: Tidak Sedatar Yang Dibayangkan

Sayz Lim - Selasa, 11 Juni 2013 | 16:12
iOS 7: Tidak Sedatar Yang Dibayangkan

Berteriak kegirangan dalam hati. Mencemooh lambang aplikasi secara terus terang. Pengguna iOS merasakan berbagai emosi saat melihat satu per satu produk yang dikenalkan oleh Apple pada acara WWDC 2013 yang diadakan semalam di Moscone West, Sans Fransisco.

Satu tokoh yang paling menarik perhatian malam itu adalah iOS. Apa yang bisa Apple tawarkan kali ini?

Saat Apple memutar video yang memperlihatkan bagian samping iPhone 5 berwarna putih, kemudian dengan pelan-pelan menunjukkan lock screen baru yang menggunakan garis tipis putih di atas latar belakang berwarna biru muda, pada saat itu juga saya berpikir, “iOS 7 memang datar, namun tetap indah.”

Paling tidak itu yang saya rasakan sebelum melihat lambang aplikasi menempati home screen. Soal pandangan pertama, iOS 7 mendapatkan nilai hampir sempurna. Kekurangannya terlihat pada lambang aplikasi bawaan. Akan tetapi, saya tetap tidak bisa menilainya sebelum mencoba iOS 7 secara langsung.

Salah satu tekanan yang dihadapi oleh Apple sebagai pemimpin pasar smartphone, terutama dalam soal inovasi dan desain, adalah harapan pelanggan yang terlampau tinggi. Membuat sesuatu menjadi lebih baik atau panjang tidak berkesan inovatif. Pelanggan selalu mengharapkan Apple melakukan sebuah lompatan besar yang secara langsung mempengaruhi pasar. Jadi, menggunakan desain yang mirip selama lima tahun membuatnya terlihat ketinggalan.

Peluncuran iOS 6 adalah sebuah bencana. Saya rasa sebelum peluncuran iOS 6, anggota internal Apple sudah mempersiapkan iOS 7 yang dipimpin oleh Ive. Masalahnya terletak pada desain yang terlalu menekankan pada satu jenis gaya desain, misalnya skeuomorphism. Meniru objek asli memang bisa memandu pengguna dalam berinteraksi dengan sebuah antarmuka aplikasi. Namun, skeuomorphism membuat pengalaman di atas perangkat layar sentuh terasa kurang alami. Bagaimanapun juga, interaksi di layar sentuh tidak sama persis dengan objek di kehidupan nyata.

Ada yang menyebut bahwa iOS 7 adalah jawaban Ive terhadap skeuomorphism di iOS 6. Bisa saja itu benar. Habis Ive memang tidak memegang keputusan akhir di perancangan antarmuka sistem operasi. iOS 6 sendiri sudah berkesan tidak memiliki ruang untuk berkembang. Yang dibutuhkan oleh Apple saat ini adalah sebuah tombol reset. Rombak ulang cara kerja iOS.

Meskipun sudah reset, iOS tetaplah iOS. Dasar mempermudah penggunanya tetap ada.

Baik iOS 6 maupun iOS 7 sama-sama mempertahankan unsur kedalaman dengan cara yang berbeda. Pada iOS 6, setiap elemen dalam aplikasi memiliki shadow, gradient, dan texture untuk menunjukkan bahwa ia bisa ditekan, sekaligus menciptakan pengelompokkan elemen. Sedangkan pada iOS 7, meskipun shadow jarang ditemukan, unsur kedalaman ditunjukkan dalam antarmuka yang berlapis-lapis, dengan setiap lapisan di bawa menjadi kabur. Desain “Datar” di sini (berkurangnya texture dan shadow) dibutuhkan supaya seluruh antarmuka iOS tetap terasa tipis. Menggunakan texture atau shadow yang berlebihan justru akan menciptakan ilusi bahwa layar iPhone itu tebal.

Demo iOS 7 juga memperlihatkan lambang aplikasi yang akan menyesuaikan sudut penampakan berdasarkan orientasi iPhone. Banyak orang terpesona dengan sentuhan tersebut, termasuk saya. Itu adalah salah satu contoh unsur kedalaman yang tercerminkan di iOS 7. Bukan saja melihat dari depan, sekarang kamu bisa melihat isi layar dari samping.

Lakukan percobaan singkat ini. Letakkan iPad atau iPhone di meja. Coba tekan tombol di layar iPhone dari sisi meja yang lain dengan sudut sekitar 60°. Presisimu saat menekan tombol akan menurun secara drastis. Saya selalu merasakan hal demikian saat ingin mengajarkan teman-teman cara menggunakan iPhone secara berhadapan. Bila ada yang memasang iOS 7 duluan, coba tekan tombol dari sudut yang sama. Apakah tetap sama atau lebih mudah?

Jika kamu dapat menekan dengan mudah tombol-tombol dari sisi yang berlawanan, maka iOS 7 sudah berhasil pada satu bagian. Mempermudah penggunanya.

Halaman Selanjutnya

1 2

Editor : Sayz Lim

Latest