Follow Us

Review This War of Mine, Sisi Gelap Sebuah Perang

Alexius Aditya - Senin, 24 Agustus 2015 | 16:01
Review This War of Mine, Sisi Gelap Sebuah Perang

Ketika kebanyakan game perang menjadikan kita sebagai seorang pahlawan, This War of Mine mencoba untuk mengajak untuk melihat sebuah peperangan dari sudut pandang yang berbeda. Bagaimana nasibmu ketika semua bangunan hancur karena perang? Bagaimana dengan nasib para orang tua? Bagaimana dengan anak kecil? Apakah perang merubah sikap seseorang untuk mengambil keputusan? Apakah orang baik akan tetap menjadi baik? Bagaimana dengan orang jahat?

Biasanya game dengan tema survival mengambil zombie untuk menjadi musuh. Menurut saya, ini mudah dan sudah biasa ditemui. Mudah dalam artian, dalam cerita zombie, semua yang kalian temui adalah musuh. This War of Mine tetap mengambil tema survival, yang artinya kita dituntut untuk mencoba bertahan hidup. Hal yang berbeda adalah, kita berada pada situasi perang sebagai rakyat biasa, tanpa persiapan dan perlindungan.

Membangun kembali dari puing-puing

Kalian akan menjalankan sebuah kelompok kecil yang terdiri dari tiga orang survivor; Katia, Bruno, dan Pavle. Mereka mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Katia adalah seorang pecinta kopi yang pintar dalam hal tawar-menawar, Bruno adalah perokok berat dan juga koki yang handal sedangkan Pavle adalah seorang yang dapat berlari cepat. Karena semua kejadian pada game ini adalah random, jika beruntung, kalian akan mendapatkan tiga orang tersebut dalam kondisi sehat. Kebetulan game saya dimulai dengan Pavle yang sudah sakit.

Di awal semuanya sudah hancur jadi kalian harus mencari barang-barang yang sekiranya berguna di seluruh area rumah. Walaupun tidak banyak, tapi mestinya dengan berbekal barang-barang tadi, kalian dapat membuat tempat tidur, kompor, metal workshop dan lainnya. Ya, akan ada sistem crafting dalam game ini. Dari mulai hal penting seperti memperbaiki rumah, membuat tungku perapian, sampai dengan hal yang bukan menjadi prioritas utama seperti membuat gitar.

Membunuh atau dibunuh?

Game terbagi menjadi dua bagian; malam dan siang hari. Pada malam hari, kalian harus mengirim salah satu survivor untuk mencari barang-barang yang sekiranya dibutuhkan. Tempat untuk mencari barang akan selalu bertambah dan situasi akan selalu berubah. Mungkin karena makanan adalah prioritas utama, kalian pergi ke supermarket. Atau ketika kalian sedang sakit, maka kalian pergi ke rumah sakit untuk mencari obat. Hal ini mudah dilakukan apabila kalian sendirian atau bertemu dengan grup survivor lain yang mungkin saja mau berbagi. Lalu, bagaimana jika mereka ternyata jahat? Disini kalian harus mengambil keputusan dengan cepat.

Saya suka memainkan Pavle karena dia bisa berlari lebih cepat dan mempunyai 12 slot di tasnya. Pertama kali saya pergi supermarket, saya mengintip lewat pintu dan melihat seorang tentara sedang berbicara dengan seorang survivor perempuan. Alih-alih membantu, tentara tersebut memukul jatuh si perempuan. Saya mulai panik. Karena posisi saya berada di belakang tentara tersebut, dan saya juga sedang membawa pisau maka saya mencoba untuk membunuh tentara untuk menyelamatkan si perempuan. Untungnya, saya berhasil.

Konsekuensi dari apa yang Pavle lakukan semalam di supermarket berdampak pada Katia dan Bruno. Membunuh orang, sejahat apapun dia adalah hal yang salah. Tapi apa jadinya kalau tentara di supermarket semalam tidak dibunuh, apakah si perempuan akan selamat? Apa jadinya jika Pavle tidak membawa pisau saat itu, mana mungkin dia bisa melawan tentara berseragam dan bersenjata lengkap?

Pagi yang mengkhawatirkan

Setelah pagi tiba, kalian bisa menggunakan waktu untuk membangun furnitur baru dari hasil barang-barang temuan semalam, memasak makanan, barter jika ada grup survivor tetangga yang datang ataupun beristirahat karena sudah berjaga semalaman. Tentunya hal tersebut dapat dilakukan dengan tenang jika ternyata rumah kita aman semalaman. Terkadang ada grup survivor lain yang juga ingin mengambil barang temuan kita. Jika beruntung, survivor yang bertugas berjaga biasanya hanya mendapat luka kecil, tapi jika tidak, nyawalah taruhannya. Saat itu saya sadar game ini lebih dari sekedar bertahan hidup. Akan selalu ada harga yang dibayar untuk semua yang kita lakukan.

Grafis yang kelam dan musik yang mencekam

Grafis yang ditampilkan seperti sketsa gambar, hitam dan putih. Kesan sederhana ini justru menurut saya menambah kengerian saat bermain karena semuanya terlihat gelap dan samar-samar, seperti saat perang. Kalian dapat membuat radio untuk mendengarkan berita dan musik. Tetapi jangan berharap akan muncul musik bernada gembira yang keluar, musik yang kalian dengar adalah musik klasik yang menyayat hati, paling tidak itu yang saya rasakan saat mendengar musik dari radio di game ini.

Kalian dapat menggerakkan dan berinteraksi dengan cukup tap sekali pada karakter atau furnitur yang ingin dipakai. Untuk membuat karakter berlari, kalian harus tap dua kali. Saya tidak menyarankan kalian untuk berlari di tempat-tempat yang pertama kali dikunjungi. Berlari akan menimbulkan suara, yang berarti kalian baru saja memberitahu siapapun itu, posisi karakter kalian berada.

Setelah bermain cukup lama dan setelah saya mengeksplorasi berbagai tempat berbeda, keadaan grup survivor saya sudah mulai membaik. Mereka sudah mempunyai tempat tidur, tungku perapian untuk menyambut musim dingin, kursi santai untuk membaca buku dan merokok. Tidak banyak yang bisa dilakukan lagi selain menunggu perang usai.

Bug

Saya menemukan bug dimana trader yang seharusnya datang setiap dua hari sekali tidak muncul, bahkan setelah saya melewati hari ke sembilan. Bukan masalah besar tetapi cukup mengganggu karena mau tidak mau saya harus mengulang game saya dari awal.

Halaman Selanjutnya

Baca Juga:
1 2

Editor : Alexius Aditya

Latest