Follow Us

Review Machinarium, Sebuah Misi Penyelamatan

Alexius Aditya - Kamis, 07 Januari 2016 | 16:06
Review Machinarium, Sebuah Misi Penyelamatan

Jika sedang menyukai seseorang, maka perasaan yang secara sengaja atau tidak, akan sering timbul dari kedua belah pihak adalah perasaan ingin melindungi. Tentu cara ingin melindungi ini bermacam-macam wujudnya, tergantung dari masing-masing orang. Lalu apa yang terjadi ketika pacar kalian diculik? Menyelamatkannya tentu saja!

Hal yang sama juga dirasakan oleh seorang robot di Machinarium. Sebuah game point-and-click, puzzle adventure buatan tim pengembang Amanita Design. Machinarium sebenarnya bukanlah sebuah game baru. Game ini resmi dirilis pada tahun 2009 lalu, untuk kemudian dirilis lagi versi iOSnya pada tahun 2013 dan langsung berhasil memenangkan banyak penghargaan sebagai game indie yang memiliki grafis dan musik yang baik.

Misi Penyelamatan Yang Berliku

Pemain akan bermain sebagai seorang robot yang ditendang keluar dari kota tempat tinggalnya. Sebagai sang robot yang terbuang, misi utama kalian adalah menyelamatkan sang pacar, yang diculik dan dijadikan sandera oleh para penjahat yang dinamakan Black Cap Brotherhood. Pada perjalanan inilah nantinya pemain juga harus menyelamatkan para penduduk kota beserta sang walikota, sekaligus melawan para robot jahat demi menyelamatkan sang pacar.

Dalam petualangannya, pemain akan melewati banyak sekali puzzle. Beberapa puzzle terlihat cukup sederhana, namun bisa saya katakan setiap puzzle adalah permainan yang unik, yang akan membuat pemain harus berpikir keras untuk memecahkannya. Memecahkan puzzle dalam Machinarium bukan melulu soal pintar saja, namun pemain juga harus menggunakan logikanya untuk dapat berpindah dari satu tempat ke tempat berikutnya.

Selain puzzle utama, akan terdapat beberapa mini-game yang juga harus pemain mainkan sebagai bagian dari memecahkan puzzle. Mini-game ini seperti versi kasual dari puzzle itu sendiri, kebanyakan dari mini-game ini adalah game shooter 2D. Adanya sebuah mini-game, khususnya pada Machinarium, menurut saya dibuat untuk mencegah pemain kelelahan setelah berkutat untuk memecahkan setiap puzzle utamanya.

Jika dirasa sebuah puzzle cukup sulit, pemain dapat menggunakan sistem petunjuk. Sistem petunjuk? Ya. Pada Machinarium, petunjuk yang kalian inginkan tidak dapat begitu saja didapatkan. Oleh karena itu, pemain harus terlebih dahulu bermain sebuah mini-game untuk dapat membuka petunjuknya. Hal ini adalah hal yang unik dan tidak biasanya terdapat pada sebuah game puzzle.

Grafis pada Machinarium adalah hal lain yang menonjol selain musik. Semua karakter dan tempat pada game ini digambar dengan tangan, itulah sebabnya selama permainan berlangsung, pemain dapat menikmati pemandangan yang detail dari setiap objek dan dunianya. Musik latar pada Machinarium adalah hal yang paling saya sukai. Saya sangat terhibur dengan musik yang diperdengarkan selama saya berusaha untuk memecahkan puzzle yang benar-benar menguras pikiran.

Sistem Kendali Yang Presisi

Selain beberapa hal yang telah saya sebutkan diatas tadi, Machinarium masih mempunyai hal lain yang juga tidak kalah detailnya, yaitu sistem kendali. Sedikit berbeda dengan kebanyakan game lainnya, yang menurut saya terlalu banyak melakukan automatisasi pada sistem kendali, Machinarium justru tidak menghilangkan sistem ini sama sekali.

Pemain harus berdiri cukup dekat dengan sebuah objek untuk dapat menggunakan objek tersebut. Misalnya saja, ketika saya ingin memindahkan objek X dari objek A ke objek B, maka saya harus menempatkan karakter untuk berdiri diantara objek A dan B, sebelum kemudian melakukan tap pada objek X untuk memindahkannya. Hal ini baik karena dengan begitu, pemain tidak dapat begitu saja mengandalkan keberuntungan dengan melakukan tap acak di segala tempat atau objek.

Satu Jalan Cerita, Tidak Ada Replayability

Tidak ada gading yang tak retak, saya rasa ini adalah pepatah yang tepat untuk Machinarium. Game ini memang dibuat dengan sangat baik dari hampir semua sisi, dengan sedikit sekali pengecualian, yaitu pada gameplay dan kendalinya.

Gameplay pada Machinarium bukanlah hal yang fenomenal. Sebuah game point-and-click, puzzle adventure bukanlah genre yang baru, sehingga jika kalian mencari game yang berbeda dari sisi gameplay, Machinarium bukanlah game yang tepat. Game ini juga hanya memiliki satu jalan cerita saja, tidak ada jalan cerita alternatif, membuat Machinarium tidak dapat dimainkan berulang kali.

Sistem kendali yang tidak diautomatisasi memang akan membuat penggemar puzzle adventure seperti saya kegirangan karena dengan begitu, game ini menjadi game yang lebih menantang. Tetapi bagi mereka penggemar game puzzle kasual yang lebih menikmati cerita dibanding kesenangan menyelesaikan puzzle akan dibuat gigit jari dengan sulitnya memecahkan puzzle pada Machinarium.

Editor : Alexius Aditya

Latest