Follow Us

Retro City Rampage, Games Open-World dengan Grafis Retro

Alexius Aditya - Jumat, 18 Maret 2016 | 18:34
Retro City Rampage, Games Open-World dengan Grafis Retro

Jika diberi kesempatan untuk membawa game modern untuk dimainkan pada sebuah mesin konsol jaman dulu, seperti NES misalnya, game apa yang akan kalian pilih? Grand Theft Auto mungkin? Atau game aksi seperti Call of Duty, atau The Divisions? Sayangnya, pertanyaan tadi bukan saja sulit, tapi memang tidak menguntungkan untuk dilakukan karena sangat sedikit dari gamer yang akan menyukainya sehingga kemungkinan tim pengembang tidak akan mau membuatnya.

Tapi jika dilakukan kebalikannya, seperti yang tim pengembang Vblank Entertainment Inc. lakukan, maka mungkin saja. Tim pengembang yang satu ini merilis sebuah game modern dan menggunakan gaya grafis mesin konsol lama. Retro City Rampage, begitu game ini diberi nama, adalah sebuah game bergaya retro sebagai sebuah demake dari game Grand Theft Auto.

Sebuah Demake Grand Theft Auto di Mesin Baru

Sedikit penjelasan bagi kalian yang belum tahu tentang istilah diatas, videogame remake artinya membuat versi yang lebih baru dari sisi teknikal dan mekanisme permainan dari sebuah game lama. Sedangkan videogame demake adalah keadaan sebaliknya, dimana sebuah game rilisan terbaru, dibuat sebagaimana keadaannya dari sisi teknikal dan mekanisme permainan jika dibuat pada saat masih menggunakan mesin lama. Hasilnya adalah sebuah game bergaya retro dengan mode permainan seperti permainan jaman sekarang.

Retro City Rampage adalah sebuah game open-world, dimana pemain dapat melakukan apapun yang mereka inginkan, tanpa adanya konsekuensi khusus. Hal ini bukan berarti tidak akan ada misi sama sekali pada game ini. Pemain tetap akan mendapatkan berbagai misi, yang tentunya akan mengungkap jalan cerita utama dibalik Retro City Rampage. Dan jangan kaget jika dari penjelasan diatas, Retro City Rampage terdengar seperti Grand Theft Auto, karena game ini memang sebuah game Grand Theft Auto yang sedang menggunakan gaya retro, tapi justru hal tersebut yang kemudian membuat permainan ini menarik.

Setiap misinya sendiri akan terdiri dari sekumpulan mini-games dimana pemain harus mengendarai mobil, menembak banyak musuh, hingga mengendap-endap untuk masuk ke area musuh untuk melakukan serangan. Keseluruhan dari proses misi tersebut kemudian akan terfokus kembali, menggabungkan diri menjadi satu jalan cerita utama, yang jika kalian cermati dengan baik, merupakan sebuah referensi dari berbagai film, permainan, dan tentunya karakter lain yang digabungkan menjadi satu permainan yaitu Retro City Rampage sendiri.

Hadirnya Film, Game, dan Karakter Video Game Lain

Hal ini adalah yang menjadi keunikan utama dari sebuah Retro City Rampage. Dalam 30 menit pertama saya bermain game ini, saya sudah menemukan hampir 10 referensi berbeda dari film, game, hingga karakter lain. Jadi walaupun mekanisme permainan utamanya adalah sebuah game open-world, seperti yang kita dapati pada game Grand Theft Auto, isi konten yang ada di dalam Retro City Rampage mengambil ide dari berbagai macam hal lain.

Sebagai contoh saja misalnya pada misi pertama, yang menceritakan bahwa pemain harus membantu seseorang untuk mencuri uang di bank. Tokoh penjahat utamanya adalah The Jester, yang bersama dengan para komplotannya berusaha untuk membobol brankas utama di bank dengan menggunakan bahan peledak. Setelah berhasil mengambil uangnya, The Jester dengan santainya membunuh semua komplotannya satu-persatu setelah membawa kabur uangnya menggunakan sebuah bus sekolah. Jika kalian cukup cermat, referensi misi ini mengacu pada trilogi film Batman, pada film pertamanya yang keluar pada tahun 2008 lalu, yang berjudul The Dark Knight.

Munkin The Jester dan The Joker adalah nama yang mirip sehingga terlalu gampang untuk dikenali. Apakah ada referensi lainnya? Justru banyak sekali yang lebih jelas untuk dilihat. Masih pada misi yang sama, dan pada adegan yang berbeda, yaitu pada saat The Jester dan komplotannya berusaha kabur menggunakan bus sekolah dari bank dan mencoba bergabung dengan bus sekolah yang lain. Kalian akan tahu bahwa game Frogger menjadi referensi dari adegan tersebut. Dan saya katakan, kalian akan menemukan lebih banyak lagi referensi. Sebut saja game Duck Hunt, yang dirilis pada tahun 1984 lalu untuk konsol NES, percakapan dari film Teenage Mutant Ninja Turtles, atau karakter dari Back to the Future. Dan banyak lagi yang lainnya, yang tidak mungkin saya sebutkan satu-persatu disini.

Gunakan Kontroler Untuk Bermain!

Jujur saja, saya bukanlah seorang yang melihat game baik dari sisi grafisnya. Untuk dapat menikmati sebuah game, saya tidak terpaku kepada grafis yang mewah, selama mekanisme permainannya memang bagus dan tidak membosankan. Jadi grafis retro bergaya pixelated pada Retro City Rampage sama sekali tidak mengganggu saya.

Di sepanjang permainan saya selalu tertawa setiap kali saya menemukan sebuah referensi baru, seperti nama toko yang mirip ataupun karakter yang mirip atau bahkan memang diambil secara terang-terangan dari game lain. Retro City Rampage terus menerus membuat saya tertawa di sepanjang permainan. Dan saya harus mengakui bahwa saya cukup menikmatinya. Namun masih ada satu hal yang menjadi perhatian saya, yaitu pada sistem kendali karakternya yang sedikit aneh dan menurut saya terlalu kaku. Hal ini cukup mengganggu saya, terutama pada saat saya berusaha mengendarai kendaraan, dan terkadang terjadi pada saat terjadi kombat.

Tim pengembang mengatakan bahwa mereka sudah menyesuaikan kendali pada game ini untuk dapat secara mudah dimainkan pada sebuah layar sentuh. Tapi nyatanya, saya masih menemukan kendalinya yang kurang baik, dan sampai saat ini pun, saya masih tidak terbiasa. Solusi yang saya temukan adalah dengan menggunakan kontroler MFi. Hanya dengan menggunakan kontroler, saya dapat menikmati game ini dengan maksimal. Jika tidak, maka bersiaplah untuk merasa terganggu dengan sistem kendalinya, terutama pada saat berkendara.

Editor : Alexius Aditya

Latest