Follow Us

Review Water Boy, Bantu Bola Air Menelusuri Labirin

Alexius Aditya - Selasa, 26 April 2016 | 19:49
Review Water Boy, Bantu Bola Air Menelusuri Labirin

Genre platformer bisa dibilang adalah sebuah genre game yang paling pertama digunakan. Bukan saja yang pertama, tetapi juga yang paling favorit dipakai dalam banyak game. Mungkin karena genre yang satu ini adalah sebuah genre yang bisa secara mudah digabungkan dengan genre yang lain, pilihan grafisnya juga secara mudah dapat menyesuaikan, serta pengendalian karakter di dalam game yang biasanya tidak sulit untuk dipelajari sehingga bisa dimainkan oleh siapa saja, menjadikan genre platformer menjadi pilihan banyak tim pengembang dan juga para gamer.

Salah satu contoh nama besar dari game platformer yang sejak dulu sampai sekarang masih menjadi favorit adalah Sonic the Hedgehog game. Berdasarkan ide yang sama, tim pengembang [Zeeppo Games][1] memilih genre platformer untuk game terbarunya yang berjudul Water Boy. Namun tim pengembang tidak berhenti begitu saja mengambil satu macam genre, mereka juga menambahkan elemen puzzle dan physic di dalamnya, sehingga membuat game yang terlihat sederhana ini tetap menarik untuk dimainkan.

Bantu Water Boy Menelusuri Labirin

Tidak seperti namanya, Water Boy, disini pemain justru akan bermain sebagai bola air dengan misinya yang sederhana yaitu berusaha mencari jalan keluar dari sebuah labirin. Misi tersebut terdengar seperti misi yang sederhana dan cukup mudah dibayangkan, tetapi pada kenyataannya, pada saat pemain memainkannya sendiri, kalian akan mulai merasakan kesulitannya.

Klik tautan ini jika video di atas tidak muncul.

Pada setiap dunia, akan terdapat sepuluh buah labirin yang harus pemain selesaikan untuk membuka dunia berikutnya. Dan pada setiap labirin tersebut, akan terdapat berbagai macam bola dengan elemen lain yang mempunyai tugas untuk menghalangi jalannya bola air aka pemain sendiri. Tentu saja, nantinya semakin jauh pemain memasuki dunia permainan, maka semakin sulit labirin yang harus dilewati dan semakin banyak bola-bola elemen yang akan datang menghadang.

Sebagai contoh, pada level awal, pemain sebagai bola air hanya akan menemui bola api saja. Bola api ini harus dihindari agar pemain bisa sampai ke tujuan yang dimaksud. Jika bola air dan bola api ini bersentuhan, maka pemain sebagai bola air lama-kelamaan akan menjadi kecil dan akhirnya akan habis. Bola air yang habis berarti pemain akan dinyatakan kalah, sehingga pemain harus mengulangi labirin tersebut dari awal.

Lewati Berbagai Elemen Bola, Kejar Waktu, dan Temukan Jalan Keluar

Ada lebih dari 20 elemen bola yang akan pemain temui nantinya semakin jauh pemain memasuki dunianya. Beberapa elemen bola tadi termasuk bola angin yang akan meniup pemain agar bergerak semakin cepat dan terkadang akan menghempaskan pemain ke arah bola api, bola karet yang akan memantulkan pemain ke arah yang lain, dan merupakan salah satu elemen bola yang sulit dihindari, juga bola kunci yang berguna untuk membuka bola pintu untuk menuju area yang terkunci.

Bukan hanya itu saja, setiap labirin juga mempunyai waktu untuk dimainkan. Sehingga jika pemain tidak bisa mencapai pintu keluar sebelum waktu ini habis, maka tetap saja pemain akan kalah dan harus mengulangi lagi labirin dari awal. Jadi pemain harus berhati-hati dan tetap harus bergerak secepat mungkin.

Bola air ini sebenarnya cukup mudah untuk dikendalikan. Pemain hanya harus melakukan tap ke arah kanan agar bola bergerak ke kanan, dan sebaliknya, tap ke arah kiri agar bola bergerak ke kiri. Untuk melakukan lompatan, pemain harus melakukan tap dua kali berturut-turut. Semuanya terlihat mudah saja sampai nantinya pemain bertemu dengan labirin yang dapat berputar. Seketika, kendali bola yang terasa cukup mudah di awal tadi seakan menghilang. Berganti dengan bola yang akan menjadi semakin sulit untuk diarahkan karena adanya gaya gravitasi. Inilah tantangan sebenarnya dari Water Boy.

Kendali yang Sulit, dan Terkadang Kurang Responsif

Ketika mencoba untuk memainkan Water Boy untuk pertama kali, saya cukup kaget ketika menemukan kendalinya yang sulit. Sulit dalam artian butuh waktu yang cukup lama untuk dapat terbiasa dengan kendalinya. Terkadang juga beberapa tap yang saya lakukan tidak dikenali oleh game, sehingga ketika saya seharusnya melakukan lompatan, karakter justru bergerak ke arah yang tidak saya inginkan. Saya tidak tahu apakah ini karena gaya gravitasi yang membuat karakter saya bergerak ke tempat yang tidak seharusnya, atau memang karena kendali tap saya yang tidak direspon secara baik oleh game sendiri.

Grafisnya dibuat secara minimalis tetapi justru cenderung ke arah yang kurang baik karena terlihat sangat sederhana. Saya berharap setiap elemennya digambar berbeda satu dengan yang lain sehingga membuat permainan menjadi lebih beragam, tidak hanya berbentuk bola saja. Contoh saja, elemen kunci digambar sebagai kunci saja bukan sebuah bola kunci, begitu juga dengan elemen pintu. Sayangnya, tidak ada opsi untuk merubah hal ini.

Editor : MakeMac

Latest