Follow Us

Review Punch Club, Menjadi Seorang Petarung Profesional

Alexius Aditya - Rabu, 18 Mei 2016 | 12:40
Review Punch Club, Menjadi Seorang Petarung Profesional

Beberapa Aktifitas Cenderung Repetitif

Satu hal yang harus saya katakan adalah bahwa Punch Club adalah sebuah game yang unik. Tetapi saya masih merasakan adanya hal yang repetitif dibaliknya. Seperti yang terdapat pada aktifitas latihan yang harus saya lakukan setiap hari. Pada sisi lain, hal ini terasa seperti di dunia nyata. Kita memang harus latihan setiap hari untuk menjadi yang terbaik. Namun, nyatanya mekanisme ini tidak cocok untuk dimasukkan ke dalam sebuah game, yang justru terasa seperti siksaan. Karakter menjadi susah berkembang, dan pemain dipaksa menjalankan aktifitas yang sama terus-menerus.

Sebagai contoh kecil saja, karakter yang tadinya sudah berada pada Agility level 2 misalnya, akan kembali mundur menjadi level 1 lagi karena berganti hari. Berkurangnya status ini terjadi setiap hari, yang membuat gameplay yang tadinya menyenangkan justru berubah menjadi aktifitas yang terasa dipaksakan.

Menurunnya status dari karakter tersebut menjadi hal yang lebih parah lagi karena didukung dengan adanya fakta bahwa status dari karakter bukanlah jaminan bahwa karakter akan menang dalam bertanding. Dengan status yang tinggi, karakter akan lebih mudah untuk menang. Tapi diluar itu, kemenangan dari karakter akan lebih bergantung pada kemampuan lain dan sistem acak. Seperti kemampuan untuk memukul, menendang, bertahan, dan sebagainya. Semakin banyak kemampuan yang dimiliki, maka semakin mungkin karakter akan memenangkan pertarungan.


Baca Juga:

Kesimpulan

Saya memainkan game ini di dua platform, OS X dan iPad. Dan saya menemukan versi iPadnya lebih menyenangkan untuk dimainkan. Terutama karena kendali sentuhnya yang lebih terasa cocok di iPad dibandingkan saat di OS X. Pada saat di dekstop, Punch Club tidak memperbolehkan saya menggerakkan karakter dengan keyboard, seperti selayaknya game lainnya. Semua aktifitas permainan harus dilakukan melalui mouse saja. Jadi saya rasa game ini memang tidak dibuat untuk dimainkan di dekstop, melainkan di sebuah layar sentuh.

Dibalik beberapa komplain saya tadi, Punch Club tetaplah sebuah game yang unik, dengan sentuhan gambar yang mengingatkan saya pada game jaman 80-an dulu. Gaya dan detail lain dari game ini boleh saja menampilkan kesan lama, namun gameplay dari Punch Club terasa sangat modern. Pemain dapat merasakan bagaimana sebuah game manajemen berjalan dengan cukup lengkap.

Tapi perlu diingat bahwa ini bukanlah sebuah game simulasi. Sehingga selain menuruti kebutuhkan utama dari karakter seperti makan, tidur, dan latihan, tugas pemain hanyalah untuk bertarung. Adanya pertarungan juga tidak membuat game ini lantas menjadi sebuah game aksi. Saat berkelahi, tugas pemain hanyalah sebagai pengatur strategi saja, dan karakter akan berjalan secara otomatis. Jadi jika kalian berharap untuk mendapatkan game aksi, Punch Club bukanlah jawabannya.

Punch Club adalah game bagi kalian yang mencari sebuah game manajemen tycoon bertema pertarungan dan tinju, dengan berbagai sentuhan klasik di dalamnya, dan tetap menginginkan adanya sebuah jalan cerita. Juga bagi kalian yang mencari sebuah game dengan mekanisme permainan yang unik, berbeda dari yang lainnya, dibalut dengan alunan musik yang terkesan retro. Maka jika kalian menginginkan hal yang telah saya sebutkan diatas tadi, tidak ada salahnya untuk mencoba memainkan Punch Club, karena saya yakin kalian akan menyukainya.

Selain di App Store, Punch Club juga tersedia untuk dimainkan di dekstop lewat Steam, yang tersedia untuk Mac, Windows, dan Linux.

Download Punch Club ร‚ยท Harga: 75000

Editor : MakeMac

Latest