Follow Us

Review Ayo: A Rain Tale, Beratnya Kehidupan di Gurun Afrika

Alexius Aditya - Jumat, 27 April 2018 | 17:00
Review Ayo: A Rain Tale, Beratnya Kehidupan di Gurun Afrika

Tidak semua tempat di dunia ini kaya akan berbagai macam sumber daya. Ada beberapa yang mempunyai banyak sekali sumber minyak, namun tanahnya tandus sehingga sulit untuk ditanami tumbuhan. Di lain tempat lagi, tumbuhannya sangat subur namun tidak mempunyai sumber daya lainnya, termasuk diantaranya air. Sayangnya, air adalah hal yang paling penting bagi manusia untuk bertahan hidup, jadi tentu saja hal itu menjadi masalah tersendiri.

Diangkat dari masalah kelangkaan air yang ada di Afrika, maka lahirlah Ayo: A Rain Tale. Game ini bercerita tentang banyaknya perempuan dan anak-anak dari Sahara, Afrika yang dipaksa menghadapi kerasnya hidup. Mereka harus mengurusi tentang pengadaan air serta transportasinya dari sumber air ke berbagai desa. Tentu saja kegiatan ini membutuhkan lebih dari sekadar kekuatan saja. Dibutuhkan ketahanan tubuh yang luar biasa. Terutama karena dibutuhkan dua ratus juta jam dalam sehari dihabiskan untuk memperolah kebutuhan pokok ini.

Sebuah Tantangan Psikologis

Ayo: A Rain Tale bercerita tentang seorang anak kecil bernama Ayo. Walaupun masih kecil, Ayo harus bekerja untuk mengambil air agar keluarganya setiap hari bisa makan, minum, dan melakukan kegiatan lainnya. Perjalan tersebut tidaklah mudah. Ayo akan menemui banyak rintangan dan halangan. Dia bertemu dengan binatang buas yang kapan pun siap untuk menyerang. Juga harus bertahan dari kerasnya iklim di Sahara, Afrika.

Cerita pada Ayo: A Rain Tale memang tragis. Namun di sepanjang permainan, kamu akan sadar bahwa hal itu bukanlah hal yang utama yang ingin disampaikan oleh sang pengembang Inkline. Terkadang kita menganggap remeh suatu hal yang biasa kita temui, sampai kita tidak menghiraukannya lagi meskipun hal tersebut adalah hal yang penting. Padahal orang lain bisa jadi sangat membutuhkannya. Aspek inilah yang menjadi daya tarik utama dari Ayo: A Rain Tale.

Gambaran Sahara, Afrika Yang Keras

Pemain akan melihat indahnya gambaran tangan dari Ayo dan dunia di sekitarnya. Gambaran mengenai kerasnya hidup di Sahara, Afrika serta bagaimana perasaan Ayo di sepanjang perjalanannya mengambil air. Grafisnya diperkuat lagi dengan musik latar yang mendukung bagaimana game ini menghantarkan kita untuk merasakan apa yang Ayo rasakan.

Desain grafisnya, gambaran latar dan banyak detail di game mengingatkan saya pada game Never Alone yang juga menggunakan gambaran tangan langsung sebagai media gambarnya. Sayangnya, kedua hal tadi saja yang berhasil dihantarkan oleh sang pengembang. Jalan cerita dan grafisnya memang memukau, namun pada sebuah game, saya berharap permainannya pun bisa menjadi lebih baik lagi.

Kendali Inkonsisten

Saya tidak menemukan adanya bug atau keanehan lain saat bermain Ayo: A Rain Tale. Dari awal permainan, dunia Ayo: A Rain Tale terasa aman sama sekali. Saya hanya menemui beberapa masalah yang sayangnya berhasil menjadi masalah utama yaitu kendalinya yang inkonsisten.

Pemain bisa melakukan usapan ke kiri dan ke kanan pada bagian kiri layar yang akan diartikan game menjadi sebuah kendali berjalan bagi Ayo. Usap ke kanan dan Ayo akan berjalan ke kanan, dan usap ke kiri untuk berjalan ke arah sebaliknya. Pada bagian kanan layar, pemain juga harus melakukan hal yang sama. Usap layar keatas untuk membuat Ayo melompat.

Ide yang bagus, jika eksekusinya juga baik. Namun sayangnya, kendali tersebut terasa aneh. Terkadang usapan saya tidak berjalan dengan baik. Membuat Ayo bergerak begitu lambat atau berhenti sama sekali. Di beberapa tempat, Ayo: A Rain Tale membutuhkan presisi lompatan yang tepat, dan saya rasakan bahwa menggunakan kendali ini bukanlah keputusan yang bijaksana. Saya cukup menyesalkan tidak adanya pengaturan untuk merubah kendali ini.

Halaman Selanjutnya

Baca Juga:
1 2

Editor : MakeMac

Latest