iPhone Bisa Selamat dari Kebijakan Trump, Tetapi Tidak untuk Apple

Senin, 13 Mei 2019 | 16:30

Suasan pembukaan Apple Carnegie Library, Washington DC

Pekan lalu Pemerintah Tiongkok berencana untuk menaikkan tarif impor barang teknologi dari Amerika Serikat.

Langkah tersebut diambil sebagai balasan atas tindakan serupa yang dilakukan oleh Pemerintah Amerika Serikat dalam kaitannya dengan Trade War.

Diawali oleh kebijakan Trump, kenaikan tarif ini dapat menimbulkan banyak efek bagi beberapa perusahaan, termasuk Apple.

Baca Juga : Karena Cuitan Trump, Harga iPhone di Amerika Serikat Berpotensi Naik

Melansir Cult of Mac, meski iPhone sudah mendapat keistimewaan tidak akan terkena tarif tersebut, namun tetap akan menimbulkan efek bagi Apple.

Efek pertama adalah turunnya nilai saham Apple pada bursa efek Amerika.

Kedua, akan berpengaruh pada pajak impor yang akan diterima Apple.

Trump sebelumnya akan menaikkan tarif impor pada barang yang diimpor Tiongkok dari Amerika hingga 25%.

Dengan kenaikan tarif tersebut, maka Apple harus melakukan beberapa strategi terkait perang dagang.

Pertama, Apple dapat memanfaatkan pajak tambahan yang dibebankan oleh Pemerintah AS untuk membayar tarif masuk ke Tiongkok.

Atau kedua, membebankan kenaikan tarif impor pada konsumen dan menaikkan harga iPhone hingga $160.

Tim Cook dalam pertemuannya dengan Trump beberapa pekan lalu bahkan menjelaskan bahwa iPhone hanyalah dirakit di Tiongkok, bukan dibuat di sana.

Baca Juga : (Rumor) iPhone Tahun 2019 Mendukung Reverse Wireless Charging dan Lensa Ultra Wide

Kedua termin tersebut memang memiliki makna yang berbeda dari segi perhitungan ekonomi dan biaya.

Sebab, barang-barang untuk merakit iPhone memang berasal dari berbagai negara, seperti layar dari Jepang, prosesor dari Taiwan.

Sehingga, meski iPhone hanya terkena sedikit dari kebijakan Trump, tetapi tidak dengan produk Apple lainnya, dan tentu saja, keberlangsungan Apple di Tiongkok.

Tag

Editor : Bagus Hernawan