Kabarnya, Butterfly Keyboard pada MacBook Tercipta Karena Jony Ive

Senin, 08 Juli 2019 | 18:50
businessinsider.com

Butterfly keyboard pada MacBook Pro

Beragam kontroversial mencuat pasca legenda Apple, Jony Ive mengumumkan pengunduran dirinya.

Kabar tak sedap mulai dari masalah internal hingga kebosanan menjadi kambing hitam alasan kenapa Jony Ive mengundurkan diri.

Baru-baru ini, muncul sebuah kabar bahwa butterfly keyboard pada MacBook hadir karena obsesi Jony Ive.

Baca Juga: Semua Mac dengan Butterfly Keyboard Mendukung Keyboard Service Program

Kabar ini bahkan ditulis oleh satu blogger terkenal Apple, John Grubber.

Ia menyebut, obsesi desainer Jony Ive yang ingin membuat perangkat minimalis dan tipis akhirnya membuat Apple memproduksi butterfly keyboard.

Pernyataan ini diungkap Gruber pada perhelatan Daring Fireball Blog Spot pekan lalu.

I don’t know the inside story, but it certainly seems like a good bet that MacBook keyboard fiasco we’re still in the midst of is the direct result of Jony Ive’s obsession with device thinness and minimalism

Keyboard dengan teknologi butterfly baru diperkenalkan Apple pada MacBook 2015.

Namun ternyata, banyak pengguna yang mengeluhkan desain dan penggunaan keyboard ini.

Baca Juga: Ming-Chi Kuo: Desain Keyboard Baru di MacBook Air 2019 dan MacBook Pro 2020

Mereka menyebut bahwa keyboard kerap mengalami masalah seperti tak responsif, hingga membuat pengguna tak sengaja menggunakan dua huruf sama dalam sekali tekan.

Beberapa masalah muncul karena terdapat partikel yang mengotori keyboard, sehingga harus dibersihkan.

Hal ini tentu menguras dompet yang tidak sedikit.

businessinsider.com

Butterfly keyboard

Menanggapi masalah ini, Apple kemudian meluncurkan program perbaikan keyboard gratis.

Bahkan, hingga kini butterfly keyboard masih menjadi masalah yang kerap dihadapi pengguna.

Kabarnya, Apple tengah siapkan desain keyboard baru untuk mengganti butterfly keyboard yang bermasalah.

Bila benar butterfly keyboard adalah ide dari Jony Ive, membuktikan ia juga manusia biasa yang pernah salah.

Editor : Bagus Hernawan

Baca Lainnya