Bisnis periklanan Twitter dalam kondisi berbahaya setelah Elon Musk menjadi bos baru Twitter.
Perubahan-perubahan besar yang dilakukan oleh Elon Musk di Twitter pekan ini membuat para pengiklan kabur.
Bahkan, ada beberapa pihak yang menyerukan pengiklan untuk memboikot Twitter.
Dilansir dariEngadget, Elon Musk menghadapi masalah besar di mana para pengiklan meninggalkan Twitter.
Elon Musk pada hari Jumat mengatakan bahwa Twitter mengalami penurunan pendapatan yang besar karena pengiklan tak mau menaruh produknya selama masa transisi.
Pengiklan khawatir tentang rencana fitur moderasi konten dan masalah lain yang diangkat oleh para aktivis.
Baca Juga: Baru Seminggu Jadi Bos Twitter, Elon Musk Pecat 3.800 Karyawan
Menurut laporan tersebut, sejumlah perusahaan besar telah menghentikan sementara iklan dalam beberapa hari terakhir.
Adapun perusahaan yang mulai meninggalkan Twitter adalah GM, Audi, Pfizer, General Mills, Volkswagen, dan perusahaan besar lainnya.
Perusahaan-perusahaan besar tersebut diprediksi tak mau beriklan di Twitter karena mewaspadai kemungkinan perubahan kebijakan Twitter serta kepergian para top eksekutif.
Sementara itu,The New York Timesmelaporkan munculnya keprihatinan dari kelompok industri tentang keamanan brand Twitter di bawah Elon Musk.
Salah satu perusahaan perikalanan terbesar dunia, IPG, bahkan mengeluarkan rekomendasi bagi klien mereka untuk menghentikan sementara aktivitas advertising di Twitter.
Baca Juga: Elon Musk Desak Karyawan Twitter Bangkitkan Vine Akhir Tahun ini
Elon Musk juga ditakan oleh kelompok aktivis HAM yang menyerukan pengiklan untuk memboikot Twitter.
Kelompok aktivis menyebut Twitter sebagai platform tidak bermoral, berbahaya, dan sangat merusak demokrasi.
Twitter juga disebut sebagai media untuk memicu ujaran kebencian, penolakan pemilu, dan teori konspirasi.
Baca Juga: (Rumor) Twitter PHK Massal Karyawan 1 November, Perintah Elon Musk?
Elon Musk mengkonfirmasi bahwa Twitter telah kehilangan banyak keuntungan karena kelompok aktivis menekan para pengiklan.
Salah satu orang terkaya di dunia ini menuliskan tweet yang menggambarkan kondisi tersebut pada 4 November kemarin.
"Twitter telah kehilangan banyak keuntungan karena kelompok aktivis menekan pengiklan, meskipun dtidak ada yang berubah denagn moderasi konten dan kami melakukan segala yang kami bisa untuk menenangkan para aktivis," tulisnya.
"Sangat kacau! Mereka mencoba untuk menghancurkan kebebasan bicara di Amerika," sambungnya.
(*)