Apple telah membagikan catatan laporan keuangan di Q2 2019 dengan pembukuan keuntungan $58 miliar.
Selain itu Apple juga mencatatkan bahwa pendapatan dari penjualan iPhone mencapai $31 miliar yang artinya sedikit lebih tinggi dari catatan para analis.
Dikutip dari Bloomberg, Apple menggunakan strategi tradisional untuk menjaga keuntungan dalam penjualan produk iPhone.
Yaitu mendorong program diskon dan tukar tambah yang membuat banyak pengguna tertarik.
Meskipun hal ini disebut dapat mengurangi keuntungan dari penjualan hardware, namun secara tidak langsung telah menciptakan basis lebih besar untuk pemiliki perangkat yang mendukung Service atau layanan berlangganan digital semakin luas.
Apple resorted to traditional tactics, such as discounts and generous trade-ins, to revive its iPhone prospects. That dents hardware profit margins, but creates a larger base of device owners to support an expanding roster of digital services.Baca Juga: Apple Rilis Laporan Keuangan Kuartal Kedua 2019, Rekor Baru untuk Layanan
Tim Cook dan Chief Financial Officer di Apple, Luca Maestri menyampaikan hal tersebut dalam acara panggilan konferensi saat pengumuman pendapatan Q2 20019.
Berikut ini poin penjelasan Apple dalam cara menstabilkan permintaan iPhone sepanjang tahun:
- Apple mendorong program trade-in iPhone di beberapa negara dan menawarkan nilai tukar tambah yang lebih tinggi untuk iPhone lama.
- Para eksekutif menyebutkan diskon yang mengacu pada pemotongan harga di pengecer pihak ketiga di Tiongkok.
- Apple memperkenalkan penawaran pembiayaan baru untuk pembelian iPhone.
- Baru-baru ini Tiongkok memangkas pajak pertambahan nilai, secara efektif menurunkan harga iPhone.
- Dialog perdagangan yang membaik antara AS dan China telah meningkatkan kepercayaan konsumen.
Bloomberg juga menambahkan bahwa di akhir tahun 2018 Apple telah melakukan banyak promosi mengenai program Trade-In khususnya di Tiongkok dan beberapa negara lainnya.
Namun program ini baru dirasa sukses dan terlihat hasilnya pada laporan pendapatan Q2 2019.