Selama satu pekan terakhir, Apple Card mulai dibagikan dan membuka pendaftaran bagi sebagian konsumen.
Kini, sebuah laporan baru menunjukkan bagaimana Goldman Sachs benar-benar gelontorkan dana besar untuk Apple Card.
Sebab, untuk setiap pelanggan Apple Card baru, setidaknya Goldman Sachs menghabiskan $350 atau sekitar Rp 5 juta.
Baca Juga: Pengguna Apple Card Kesulitan Bayar Tagihan Jika iPhone Hilang
Laporan tersebut diungkap oleh analis Nomura dengan melihat neraca Goldman Sachs dan anggap pengeluaran untuk kartu tersebut cukup tinggi.
Bahkan, jika hal ini berlangsung cukup lama dan semakin banyak pengguna Apple Card yang mendaftar, dikhawatirkan akan merusak neraca perdagangan kredit Goldman Sachs
Kekhawatiran ini diungkap oleh CNBC yang menyebut gagal bayar Goldman Sachs dapat terjadi dalam beberapa tahun mendatang.
Bahkan seorang analis Nomura, Bill Carcache menyebut Goldman Sachs akan hadapi lebih banyak pengeluaran ketimbang pemasukan dari Apple Card dan akan alami kesulitan dalam 4 tahun mendatang.
The Apple Card portfolio may generate lower revenues and face higher loss content relative to the industry average.Satu penyebabnya, adalah resesi ekonomi Amerika Serikat yang dapat terjadi selama rentang waktu tersebut.In his analysis, which assumes that Goldman spends $350 to acquire new users, the bank will begin to break even on a customer after four years.
Goldman’s product is “highly sensitive” to rising net charge offs, and the bank will begin to lose money if losses reach about 8%, Carcache wrote. In the last recession, net charge offs surged in 2008 and peaked at above 10% in 2010. Goldman declined to comment on the research note.