Dia pernah membuat aplikasi seputar prediksi penyebaran penyakit akibat nyamuk demam berdarah. Palash Taneja menggunakan machine learning untuk teknologi utamanya.
Untuk Swift Student Challenge, dia mengubah format aplikasinya dengan tema penyebaran COVID–19.
Dia merancang kode program yang dapat melakukan simulasi bagaimana pandemi COVID–19 dapat bergerak dari sebuah tempat ke populasi lain.
Aplikasi buatannya juga menjelaskan pentingnya tindakan pencegahan seperti social distancing dan juga penggunaan masker.
Aplikasi buatan Palash Taneja ini digunakan untuk mengudukasi anak-anak karena dia melihat masih banyak yang tidak peduli dengan beragam cara untuk mengurangi penyebaran COVID–19.
Nama terakhir dalam catatan di Apple Newsroom adalah Devin Green untuk membuat aplikasi produktivitas bagi pelajar.

Aplikasi buatan Swift Student Challenge
Baca Juga: Jadwal Lengkap WWDC 2020 Dibagikan, dari Keynote Hingga Developer Labs
Devin Green membuat rangkaian alat yang berhubungan dengan tempat tidur dengan tekanan. Di mana ketika masih dia masih terbaring di kasur pada saatnya bangun, alarm akan berbunyi.
Alarm hanya bisa dimatikan jika dia beranjak dari kasur dan melakukan scan QR Code di bagian bawah kasur.
Selaint itu Devin Green juga punya beberapa aplikasi lain di App Store yang pernah dibuat. Salah satunya adalah Slight Work yang berfungsi untuk memaksimalkan waktu belajar dengan teknik Pomodoro.
Kamu dapart membaca penjelasan lengkap untuk 3 pemenang Swift Student Challenge di WWDC 2020 pada laman Apple Newsroom.