TiKTok akhirnya buka suara terkait laporan BuzzFeed News yang menyebutkan bahwa data pengguna TikTok di Amerika Serikat (AS) dapat diakses oleh karyawannya.
1 Juli lalu, TikTok membagikan surat yang berisi klarifikasi tentang sistem penyimpanan data pengguna TikTok asal AS.
Dalam surat tersebut, TikTok membenarkan bahwa mereka menyimpan data pengguna AS dalam servernya yang terletak di Beijing, China.
TikTok menuliskan bahwa beberapa karyawannya di China dapat mengakses data pengguna TikTok asal AS.
Baca Juga: FCC Minta Apple Hapus TikTok dari App Store, Ini Penyebabnya
Bulan Juni lalu, komisaris FCC Brendan Carr meminta Apple dan Google untuk menghapus aplikasi TikTok dari App Store dan Play Store.
Permintaan tersebut diajukan melalui surat resmi yang ditujukan olehSundar Pichai dan Tim Cook.
Brendan Carrmeminta pemblokiran TikTok karena platform video pendek tersebut menjadi ancaman keamanan nasional Amerika Serikat.
Brendar Carr mencantumkan laporan BuzzFeed yang terbit beberapa minggu lalu dan mengungkap bahwa perusahaan induk TikTok, ByteDance dikabarkan kerap mengumpulkan data pengguna AS.
Pengumpulan data pengguna dilakukan setlah masyarakat AS mengunduhaplikasi tersebut dari Play Store atau App Store.
Setelah ramai di pemberitaan nasional AS dan internasional, TikTok memberikan klarifikasi sekaligus solusi atas permasalahan tersebut.
Pertama, TikTok mengakui bahwa sejumlah karyawan mereka di China dapat mengakses data pengguna TikTok di AS.