Dalam sebuah pernyataan yang dibagikan oleh Forbes, juru bicara TikTok mengaku memang menggunakan kode JavaScript in-app browser yang diungkap oleh Felix Krause.
Namun, itu hanya digunakkan untuk kepentingan pemecahan masalah atau debugging.
TikTok juga mengungkapkan bawa kode JavaScript tersebut juga dimanfaatkan untuk pemantauan kinerja guna memastikan "pengalaman pengguna yang optimal".
Seperti platform lain, kami menggunakan in-app browser untuk memberikan pengalaan pengguna yang optimal, tetapi kode Javascript yang dimaksud hanya digunakan untuk debugging dan pemantauan performa, seperti memeriksa seberapa cepat halaman dimuat atau apakan halaman itu bermasalah," ujar Juru Bicara TikTok sebagaimana dikutip dari Forbes.
Baca Juga: TikTok Digugat setelah Blackout Challenge Telan Korban Jiwa
Tak hanya TikTok, Instagram dan Facebook juga dapat melakukan pelacakan interaksi pengguna via in-app browser.
Instagram dan Facebook menyuntikan kode JacaScript pelacakan bernama "Meta Pixel" ke smua tautan dan situs web yang ditampilkan in-app browser Instagram dan Facebook.
Dengan kode tersebut, Meta memiliki kebebasan untuk melacak interaksi pengguna tanpa persetujuan eksplisit mereka.
"Ini memungkinkan Instagram untuk memantau semua yang terjadi di situs web eksternal tanpa persetujuan dari pengguna atau penyedia situs web," tulis Felix Krause dalam laporannya sebagaimana dikutip dari9to5mac.
Aplikasi Instagram menyuntikan kode pelacakan mereka ke sitap situs web yang ditampilkan, termasuk saat mengklik iklan," sambung Felix.
"Hal tersebut memungkinkan memantau semua interaksi pengguna termasuk input formulir seperti kata sandi, alamat, hingga nomor kartu kredit," ujar Felix.
Baca Juga:Makin Totalitas Tiru TikTok, Instagram Dikecam Kylie Jenner dan Ribuan Pengguna