Pekan ini, Apple telah merilis ‘Transparency Reports’, sebuah laporan transparansi terkait hubungan Apple dengan beberapa pemerintah di berbagai negara.
Laporan ini selalu diumumkan Apple dua kali dalam satu tahun.
Dalam laporan tersebut, Apple juga mengungkap negara mana saja yang paling sering meminta data pada Apple.
Baca Juga: Penampilan Pertama Apple di CES 2020, Berbicara Tentang Privasi
Umumnya, para pemerintah berbagai negara meminta data pengguna yang berkaitan dengan kasus kriminal dan penipuan.
Laporan transparansi ini adalah permintaan dari Kementerian Hukum yang telah disepakati Apple sejak lama.
Selain itu, laporan transparansi adalah bagian dari komitmen Apple pada kebijakan privasi dan perlindungan data pengguna.
Laporan yang baru saja diumumkan meliputi data dari 1 Januari 2019 hingga 30 Juni 2019.
Selama satu semester tersebut, Apple menyebut bahwa ada lebih dari 31 ribu, tepatnya 31.778 permintaan terkait perangkat Apple dari berbagai negara.
Angka tersebut naik 500 permintaan dari semester pertama 2018 silam.
Dari 31.778 permintaan yang diterima Apple, total meliputi lebih dari 195 ribu perangkat yang telah diajukan.
Apple menyebut hanya mampu memenuhi 82 persen permintaan yang diajukan.