Sejak virus COVID-19 muncul, Apple jadi salah satu perusahaan yang aktif menerapkan kebijakan penutupan toko retail.
Hal tersebut ditengarai sebagai upaya untuk mencegah penyebaran virus tersebut.
Namun, ada satu fakta menarik di balik penutupan serentak Apple Store.
Menurut laporan Wall Street Journal, Apple selalu jadi perusahaan pertama yang berinisiatif untuk menutup toko retailnya.
Baca Juga: Melihat Keramaian Pengunjung Apple Store Sanlitun yang Baru Dibuka
Bahkan, di beberapa wilayah, penutupan dilakukan sebelum statistik kasus COVID-19 meningkat.
Misalnya di Amerika Serikat. Pada 14 Maret 2020, saat kasus COVID-19 berada di angka 1,678, Apple sudah mentup seluruh toko retailnya.
Sepekan kemudian, tepatnya pada 21 Maret 2020, kasus COVID-19 melonjak jadi 15,219.
Tak hanya itu, contoh lainnya seperti di United Kingdom (UK), pada 14 Maret 2020 Apple telah menghentikan aktifitas toko retailnya di sana.
Baca Juga: Merayakan 10 Tahun Aplikasi Apple Store, Belanja Jadi Lebih Mudah
Beberapa hari berikutnya, pemerintah UK menetapkan lockdown karena kasus COVID-19 yang terus menunjukan peningkatan.
Lalu, bagaiamana bisa Apple selalu jadi yang pertama dalam menerapkan kebijakan? dan kenapa Apple mengambil keputusan cepat untuk menerapkan kebijakan itu?